Kamis, 02 April 2009

Pendidikan luar Sekolah (PLS)

1. PENGERTIAN PENDIDIKAN FORMAL, INFORMAL DAN NONFORMAL
a) Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah pendidikan yang sistematis, terstruktur, bertingkat dan berjenjang yang dilakukan secara sengaja oleh pendidik maupun peserta didiknya.
Contoh : pendidikan sekolah
b) Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah pendidikan yaang dilakukan sepanjang masa yang meliputi pengalaman sehari-hari serta adanya pengaruh lingkungan.
contoh : pendidikan dalam keluarga
home schooling.
c) Pendidikan nonformal
Pendidikan non formal adalah pendidikan yang terorganisir tetapi tidak terstruktur serta tidak mempunyai aturan yang ketat seperti pendidikan formal, dan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Contoh :
Kursus
Pendidikan kejuruan
Pesantren
Bimbingan belajar.

2. PENDIDIKAN FORMAL SEBAGAI PELENGKAP, ALTERNATIF DAN PENDUKUNG BAGI PENDIDIKAN FORMAL.
Keluhan terhadap sistem pendidikan cukup tinggi. Jam mata pelajaran yang melimpah, adalah salah satu alasan murid menjadi luar biasa jenuh. Akibatnya, sekolah tak lagi menyenangkan, dan menjadi sebuah siksaan.
Beberapa kalangan masyarakat lebih suka menerapkan pendidikan nonformal. Pendidikan pola homeschooling misalnya, dibandingkan sekolah formal pada umumnya. Homeschooling bisa diartikan sebagai kegiatan belajar yang dilakukan di lingkungan rumah, sebagai pengganti atau pelengkap kegiatan belajar di sekolah formal pada umumnya.
Bentuknya bisa berupa belajar mandiri dengan orangtua, guru privat, kelompok belajar atau bahkan dalam sebuah bentuk sekolah rumah tinggal. Tujuannya adalah memberikan pelajaran pada siswa dalam lingkungan belajar yang lebih menyenangkan, dan juga lebih mandiri.
Saat ini homeschooling bukan lagi menjadi pilihan beberapa individu semata. Belum lama ini, Asosiasi Homeschooling dan Pendidikan Alternatif (Asah Pena)yang diprakarsai oleh Seto Mulyadi, , resmi disahkan keberadaannya.
Artinya, program pendidikan semacam ini memang menjadi salah satu alternatif masyarakat yang haus akan pendidikan, namun enggan mengenyam bangku sekolahan formal. homeschooling adalah pilihan baru bagi masyarakat yang ingin menimba ilmu tanpa harus terikat lembaga pendidikan. Artinya, anak atau seseorang bisa belajar rumah, dengan standar pendidikan yang sama dengan yang mereka dapatkan di sekolah formal pada umumnya.
Konsepnya sendiri sama dengan sistem belajar di sekolah formal umumnya, hanya saja lingkungan belajarnya yang berbeda, lebih santai dan lebih menyenangkan bagi para siswanya. Sekolah model homeschooling ini, menurut Seto, adalah metode belajar yang paling fleksibel, bisa dilakukan siapapun, di manapun, kapanpun, dan dengan mediasi apapun. "Sehingga proses belajar tidak terbatas ruang dan waktu."
Sesuai UU Sisdiknas, pendidikan nonformal seperti homeschooling ini, dapat menjadi pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal. Bentuknya sendiri, bisa berbentuk lembaga kursus, pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, majelis taklim, dan satuan pendidikan sejenis lainnya.
Mengenai kurikulum mata pelajaran program homeschooling ini, menurut Seto sama dengan kurikulum yang diberikan di sekolah formal. "Materi kurikulum homeschooling seratus persen mengacu pada kurikulum nasional yang mencakup lima materi, yakni iptek, kewarganegaraan, olahraga, etika, dan estetika," paparnya.
3. CONTOH KASUS PENDIDIKAN NONFORMAL YANG MENJADI PENDIDIKAN ALTERNATIF BAGI MASYARAKAT.
Pendidikaan masyarakat di malaysia.
1. Latar belakang.
Pendidikan Masyarakat di malaysia sebelumnya dikenal sebagai Cawangan Pembangunan Manusia yang menyediakan program-program Pendidikan Non-Formal seperti:
Pendidikan Literasi Fungsian/Komputer
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Pendidikan Kemahiran (menjahit dan memasak)
Pusat Sumber
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidikan ini bertujuan membawa perubahan sikap masyarakat kepada situasi yang dapat membantu dan memberi manfaat kepada masyarakat melalui kegiatan yang dilakukan. Pada umumnya, terdapat tiga peranan yang penting dalam proses pembangunan masyarakat yaitu :
Persediaan minat masyarakat
Membangunkan masyarakat yang berinisiatif
Penyelarasan bersama dengan agensi-agensi yang lain.
2. Struktur organisasi
Pendidikan Masyarakat ini diketuai oleh Pengarah Pendidikan Masyarakat (S48) dan dibantu oleh 14 orang pegawai dan kaki tangan yang terdiri dari 2 pegawai S41, 4 orang pegawai S27 mengikut bidang masing-masing, 2 pegawai S22 juga mengikut bidang, 4 pegawai S17 mengikut bidang dan 2 pegawai N11
3. Peserta didik
Peserta didik dalam pendidikan masyarakat ini adalah anggota masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan formal.
4. Materi dan kurikulum
materi yang diberikan dalam pendidikan masyarakat ini adalah :
a) materi kerohanian,yang mencakup aspek pengetahuan,penghayatan, pengalaman dan penerapan nilai –nilai murni dalam kehidupan sehari-hari.;
b) bimbingan keahlian dalam berbagai bidang kehidupan berkeluarga serta pengurusan ekonomi bagi penduduk luar daerah;
c) bimbingan dan latihan keahlian dalam jurusan menjahit, sulaman, kraf , masakan dan komputer bagi peningkatan tahap pendapatan dan penguasaan teknologi.
d) Memberi pendidikan cara membaca, menulis dan memahami dengan bimbingan keahlian bagi golongan tertinggal dari pendidikan non-formal; dan Memupuk budaya membaca ke arah peningkatan pengetahuan dan kemahiran membaca.
4. Tujuan
a) Merancang, menyediakan dan menilai strategi Rancangan Lima Tahun Malaysia.
b) Merancang, menyediakan, menyelaras dan memantau anggaran Pembangunan.
c) Merancang, menyediakan dan menyelaraskan spesifikasi serta menilai keperluan peralatan dan kelengkapan serta kemudahan tempat bagi peserta/ mastarakat.
d) Merancang dan menyediakan keperluan fizikal (bangunan dan peralatan).
e) Mengumpulkan, mewadahi, menganalisa dan menyimpan hasil serta data semua kegiatan dan peserta didik.
f) Merancang dan menyelaraskan kursus/bengkel/seminar kearah peningkatan kualitas personal dan masyarakat.
g) Merancang Program Pendidikan Masyarakat meneruskan kaidah non-formal selaras dengan Pendidikan Sepanjang Hidup yang mencakup bidang-bidang seperti kekeluargaan, ekonomi, kesehatan..
h) Menyediakan kurikulum keahlian yang selaras dengan Standart Kemahiran Kebangsaan.
i) Merancang dan menyelaraskan pelaksanaan latihan keahlian kepada peserta didik.
j) Mempromosikan peserta Pendidikan Masyarakat melalui media cetak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar