Kamis, 02 April 2009

Contoh Pendidikan Islam Luar Sekolah

PENDIDIKAN ISLAM LUAR SEKOLAH (STUDI KASUS TPA AL-FURQON)
LATAR BELAKANG
Awal berdirinya TPA Al-Furqon ini dilatar belakangi oleh keberadaan musholah-musholah kampung Kalisari yang kurang dapat difungsikan sebagai sarana atau tempat pembelajaran Al-Quran bagi anak-anak, atau yang biasa disebut dengan TPA. Untuk itu muncul keinginan dari salah seorang warga Kalisari (Bp Ahmad Bakri) selaku pendiri TPA AL-Furqon untuk mengajarkan membaca Al-Quran di rumahnya sendiri. Sehingga TPA ini tidak didirikan di sebuah mesjid-mejid atau musholah-musholah pada umumnya melainkan di sebuah rumah.
NAMA DAN ALAMAT TPA
TPA ini diberi nama Al-Furqon yang artinya adalah Al-quran. Nama ini di ambil dari nama sebuah pondok pesantren tempat sang pendiri sekaligus pengajar TPA ini menimba ilmu atau belajar tentang Al-Quran sampai sekarang. Jadi disaming ia mengajar TPA ini, ia masih belajar juga di pondok pesantren Al-Furqon yang terletak di jalan Mayjen Sungkono Malang.
Alamat TPA ini terletak di jalan Kalisari Rt: 03 Rw: 02 Kelurahan Wonokoyo Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.
TUJUAN
TPA Al-Furqon ini memiliki visi dan misi untuk mengembangkan TPA sebagai sarana belajar al-quran yaitu:
Visi
visi dari TPA Al-Furqon adalah menjadi tempat dan sarana untuk berlajar dan menimba ilmu tentang Al-Quran dan Al-Islam yang menyenangkan bagi anak-anak, sehinga dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi pada anak untuk belajar Al-Quran.
Misi
Misi TPA Al-Furqon adalah:
1. mengenalkan dan mengajarkan al-islam pada anak-anak, sehingga dapat berprilaku sesuai dengan nilai dan ajaran islam
2. menajarkan al-quran pada anak sejak dini, sehingga anak-anak dapat membaca al-quran dengan baik.
PESERTA DIDIK
Pada saat ini jumlah peserta didik yang ada di TPA Al-Furqon berjumlah 25 orang. Terdiri dari 14 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Mereka terdiri dari beberapa tingkatan dan usia mulai dari usia pra sekolah (3 tahun) sampai usia 13 tahun paling besar yang kira-kira telah duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok anak-anak yang sudah dianggap bisa melafadzkan huruf dengan baik sesuai makhrajnya kelompok ini rata-rata berusia 7 sampai 13 tahun. Sedangkan kelompok dua adalah kelompok anak yag masih belajar melafadzkan huruf dengan makhrajnya dengan menggunakan sistem tadrib


INSTRUKTUR
Instruktur atau pengajar di TPA ini berjumlah dua orang. Satu orang perempuan yaitu pendiri dan satu orang laki-laki yang pada awalnya ia merupakan salah satu murid dari TPA ini (berusia 17 tahun). Pada awalnya pengajar hanya terdiri dari pendiri saja namun karena merasa kekurangan tenaga pegajar, ia mengangkat salah satu dari muridnya yang sudah ia anggap mahir untuk membantunya mengajar.
Tidak ada sistem gaji yang diperoleh pengajar atau instruktur. Mereka mengajar atas dasar sukarela dan keikhlasan karena peserta didik tidak dipungut biaya apapun. Kalaupun ada biaya itu digunakan untuk membeli semacam kebutuhan belajar. Buku panduan materi misalnya.
Nama- nama instruktur:
1. Siti Ulfa (pendiri)
2. Nur Hadi (salah satu mrid yang diangkat senagai pengajar)
KURIKULUM
Mengenai kurikulum yang ada di TPA ini, materi yang diajarkan terdiri dari:
pengenalan benda-benda dengan menggunakan bahasa arab
materi baca tulis al-quran dari buku panduan peserta didik yang diambil dari sistem pengajaran pondok pesantren Al-Furqon. Materi ini terdiri dari:
1. pengenalan huruf hijaiyah
2. pengenalan makhraj huruf hijaiyah
3. pengenalan harakat huruf hijaiyah
4. pengenalan sifat huruf hijaiyah
5. sistem tadrib
sistem tadrib adalah cara pelafadzan huruf hijaiyah dengan tajwidnya, Makhraj, Mad, qalqalah, dan lain-lain
POLA PEMBELAJATRAN
Sistem pembelajaran di TPA ini, murid-murid atau peserta didik duduk melingkar dengan alas tulis yang berbentuk meja dengan ukuran kecil yang terbuat dari kayu. Mereka duduk di hadapan sang pengajar berada di sebuah ruangan rumah pendiri dengan ukuran 5 x 5 meter tanpa adanya sekat antara anak laki-laki dan perempuan.
Untuk kelompok 1 anak-anak disuruh membaca salah satu ayat atau surat bagian dari jus amma yang telah ditentukan pengajar. Mereka membaca satu persatu secara bergantian. Sedangkan untuk kelompok 2 anak-anak disuruh melafadzkan huruf-huruf hijaiyah dengan harakatnya, kemudian instruktur menyuruh mereka untuk menyalin huruf yang telah dibacanya di buku tulisnya masing-masing secara bergantian.
Untuk mengisi waktu menjelang pulang, atau jika anak-anak sudah selesai belajar namun masih ada sedikit waktu sang instruktur memberikan pertanyaan pada anak-anak mengenai materi yang telah disampaikan dan dipelajari dari buku panduan. Anak-anak yang bisa menjawab dengan benar dipersilahkan untuk pulang terlebih dahulu, begitu seterusnya sampai semuanya kebagian menjawab pertanyaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar