Jumat, 03 April 2009

artikel2

RUU APP BISA JADI SOLUSI

Aids adalah sindrom kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari kerusakan spesifik sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV pada manusia. Kondisi akhir pada orang yang terkena penyakit ini membuat seseorang rentan terhadap infeksi oportunistik dan tumor. Walaupun sudah ada penanganan untuk aids dan hiv dengan memperlambat laju perkembangan virus, penyakit ini belum bisa disembuhkan.
Virus HIV ditransmisikan melalui kontak langsung cairan darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Transmisi ini terjadi melalui hubungan seks, transfusi darah, dan jarum suntik. Tetapi pada kenyataannya virus ini lebih banyak menyebar karena hubungan seks akibat dari pergaulan bebas.
TERORISME, meskipun terdengar begitu menggemparkan, namun ternyata tak seberapa dalam hal menciptakan korban meninggal dunia. Jumlah korban meninggal karena HIV AIDS jauh lebih besar yaitu lima jiwa permenit. Oleh karena itu penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah
Selama ini, meskipun sudah lama direncanakan namun sampai sekarang belum ada payung hukum yang mencegah penyakit masyarakat seperti pergaulan bebas yang sebagian besar diakibatkan oleh porno aksi dan porno grafi. Padahal porno aksi dan porno grafi sangat keras menyerang ruang publik dan ruang individu yang sebagian besar adalah remaja dan anak-anak. Tidak sedikit bocah yang berusia belasan tahun datang mengunjungi tempat-tempat yang seharusnya tidak mereka datangi seperti tempat pelacuran. Pendidikan seks yang seharusnya dimulai sejak kecilpun sering dianggap tabu, bahkan disamakan dengan zinah oleh sebagian masyarakat. Akibatnya masyarakat memiliki prilaku yang tidak terkendali soal seks.
Budaya yang menempatkan laki-laki lebih tinggi dari perempuan dengan alasan agama atau apapun telah memperbesar resiko bagi kaum perempuan untuk tertular virus HIV yang sangat berbahaya ini. Selain itu derita para pengidap HIV semakin bertambah dengan sikap masyarakat pada umumnya yang justru sering mengambil jarak dengan mereka karena masyarakat tidak mengerti bahwa HIV dapat menular melalui hubungan seks dan transfusi darah.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa dapat menjaga dan menjauhi perilaku-perilaku yang dapat mengantarkan kita pada pergaulan bebas. Kita juga tidak seharusnya menjaga jarak dengan para pengidap HIV, karena hal itu akan menyebabkan mereka frustasi dengan sikap kita yang sering menghakimi mereka seolah-olah yang mereka alami adalah sebuah kutukan.


By:lailatul nuroniyah
tarbiyah 05’

Kamis, 02 April 2009

REVOLUSI DAN WANITA IRAN


Letak Geografis Iran
Iran (atau Persia) adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Tanah Bangsa Arya". Perbatasan iran adalah Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan. Pada tahun 1979, sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini mendirikan sebuah Republik Islam teokratis sehingga nama lengkap Iran saat ini adalah Republik Islam Iran.

Kedudukan dan peran wanita Iran

Berbicara menegenai kedudukan dan peran wanita di Iran, pada mulanya hak dan peran wanita Iran masih mendapatkan tekanan dari pemerintah. Mereka hanya membatasi peran wanita dalam mengurus rumah tangga dan keluarga saja. Untuk itu wanita Iran tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam bidang politik dan perlementer.
Pada upacara untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia, seorang wanita aktifis Iran, Rafat Bayat menyerukan kepada wanita di seluruh dunia untuk berkumpul dan membahas berbagai tantangan yang mereka hadapi, seperti bagaimana mencegah penyebaran obat terlarang, perang dan senjata pemusnah massal. Mereka tidak tertarik untuk mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain. Menurutnya, wanita harus berkumpul dan berbicara tentang tantangan-tantangan tadi yang dihadapi oleh dunia karena kaum laki-laki tidak bisa mencapai kata sepakat bahwa perdamaian dan keamanan bisa miliki arti yang berbeda, Tetapi sebuah organisasi peneliti yang berpusat di Teheran mengatakan pendapat Rafat Bayat itu tidak masuk akal dan bahwa dia berusaha mengalihkan perhatian internasional dari masalah dalam negeri dan kebijakan luar negeri Iran. Bayat menyampaikan komentarnya itu setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bertemu di Wina untuk membahas program nuklir Iran yang kontroversial. IAEA sekarang memutuskan untuk menyerahkan laporan tentang program nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB yang akan mengambil tindakan. Iran mengatakan program yang dilakukan bertujuan damai dan Teheran tidak akan mengabaikan hak mereka untuk mengembangkan teknologi nuklir.
Presiden George Bush belum lama ini mengatakan bahwa demokrasi hanya bisa dicapai secara penuh apabila kaum perempuan berpartisipasi penuh di masyarakat. Dia mengatakan di negara-negara seperti Iran, Korea Utara dan Birma, hak perempuan ditekan. Banyak aktifis hak perempuan di Iran mengatakan dalam beberapa tahun terakhir kaum wanita di negara itu berhasil mencapai banyak kemajuan. Mereka menjadi lebih aktif di masyarakat dan di tempat kerja, dan sekarang sekitar 65% mahasiswa baru di universitas adalah perempuan.Tetapi para pegiat mengatakan hak wanita Iran masih terbatas dibandingkan dengan pria. Mereka mengatakan wanita tidak boleh mencalonkan diri sebagai presiden atau menjabat sebagai hakim.Perempuan juga tidak boleh mendapat hak penuh atas anak-anak mereka setelah bercerai, dan apabila mendapat warisan, mereka hanya berhak menerima separuh dari warisan yang diterima pria.
Sebagian pengacara hak perempuan mengatakan sejak Presiden Mahmoud Ahmadinejad berkuasa bulan Agustus lalu, mereka tidak melihat ada kemunduran dalam hal hak perempuan.Tetapi pada saat yang sama, mereka juga tidak melihat ada perubahan radikal yang mendukung kaum perempuan sejak Ahmadinejad menjadi pemimpin.
Mahbube Abbasqolizade, anggota lembaga swadaya masyarakat, Pusat Perempuan Iran mengatakan bahwa Kebijakan Presiden Ahmadinejad adalah wanita harus kembali aktif di rumah dan prioritas mereka adalah keluarga "Contohnya, dibawah pemerintahannya, Pusat Partisipasi Wanita diubah menjadi Pusat Wanita dan Masalah Keluarga. Beberapa aktifis juga mengatakan menteri kebudayaan dan panduan Muslim, Mohammed Hossein Saffar Harandi, memerintahkan wanita yang bekerja di kementeriannya untuk pulang sebelum jam 18.00 setiap hari karena harus mengurus keluarga mereka.
Tetapi Rafat Bayat membantah bahwa pemerintahnya berusaha membatasi kebebasan perempuan dan mengirim mereka pulang untuk mengurus keluarga. Dia mengatakan pemerintah ingin membantu para ibu yang bekerja jauh dari rumah untuk mengurus anak-anak mereka dengan memberi gaji lebih baik dan menawarkan kegiatan luar sekolah bagi anak-anak mereka.secara tidak langsung Pemerintah ingin mengatakan, 'Kami harus membantu keluarga, agar jika perempuan ingin bekerja, keluarga mereka tidak akan terlantar,"Kami tidak mengatakan keluarga sangat penting sehingga wanita tidak boleh keluar rumah dan bekerja."
Banyak aktifis hak perempuan di Iran mengatakan wanita di negaranya memiliki hak lebih besar dari perempuan di beberapa negara Arab. Tetapi mereka yakin wanita Iran akan semakin menuntut hak mereka sewaktu mereka semakin menyadari seberapa besar kemampuan mereka untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat.
Pemerintah Iran selalu berusaha memperbaiki keadaan masyarakat Iran dengan cara membuka pendidikan polisi untuk muslimah-muslimah di Iran. Sebagaian besar anggota Polisi di Iran adalah orang-orang yang dilatih oleh Raja Reza Pahlevi untuk menumpas revolusi Islam di Iran; sehingga mereka selalu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Banyak kasus orang-orang yang tersangka atau orang-orang yang diduga terlibat melakukan kesalahan langsung dihukum oleh anggota-anggota Polisi untuk mengaku kejahatan-kejahatan mereka; sehingga banyak orang yang tidak berdosa atau banyak orang yang tidak bersalah terpaksa mengaku bersalah; karena tidak tahan disiksa oleh Polisi. Padahal sudah terdapat aturan bahwa Praduga Tidak Bersalah adalah Semua orang tidak bersalah; kecuali telah dibuktikan bersalah di dalam Pengadilan.
Polisi tidak dapat menyiksa seorang yang tersangka atau terduga terlibat kejahatan sampai dia mengaku bersalah. Jaksa Penuntut Umum harus dapat membuktikan seorang yang tersangka, terduga terlibat kejahtan berdasarkan fakta, saksi-saksi dan bukti-bukti yang kuat di dalam Pengadilan. Para hakim harus memutuskan seorang tersangka menjadi terpidana atau tidak terpidana berdasarkan fakta, saksi, bukti dan motiv; bukan berdasarkan sangkaan, dugaan, penyiksaan.



Wanita Iran Pasca Revolusi
Kehadiran Ayatullah Khomeini yang tampil dengan gagasan revolusioner, antiimperialisme, menjunjung tinggi nasionalisme, dan ajaran Islam pada dekade 1980-an membawa perubahan menyeluruh di negara Iran. Selain berhasil mengakhiri tradisi kerajaan sepanjang 2.500 tahun dan menggantinya dengan Republik Islam Iran, revolusi yang dilakukan Khomeini tidak hanya terbatas dalam bidang infrastruktur pemerintahan, melainkan juga memengaruhi nilai-nilai identitas nasional, sosial, politik, dan budaya.
Langkah menjunjung tinggi ajaran Islam ini diperkuat dengan adanya kebijakan dan penerapan hukum guna mengembalikan tatanan masyarakat Iran yang Islami. Kebijakan berupa penutupan klub malam, pelarangan alkohol, perjudian, pornografi, hingga kebijakan dalam bidang sosial, seperti revisi buku, lembaga pendidikan, menunjukkan bagaimana langkah menghapus unsur-unsur yang tidak Islami begitu gencar dilakukan Pemerintahan Iran.
Wanita Iran merupakan kaum yang merasakan pengaruh khusus dari tatanan negara Iran baru yang berlandaskan ajaran Islam. Salah satu bentuk gagasan Khomeini yang revolusioner ialah gagasan yang berbunyi: "Walaupun pria dan wanita mempunyai hak yang sama, tetapi terdapat perbedaan jasmani dan rohani antara wanita dan pria."
Perbedaan itulah yang menyebabkan wanita dan pria untuk saling menutupi kekurangan satu sama lain. Salah satu contohnya adalah lingkungan keluarga yang biasanya pria menghabiskan waktu lebih sedikit ketimbang wanita. Maka dari itu revolusi Islam Iran dengan nilai-nilai Islam mencoba untuk meningkatkan peran wanita dalam keluarga.
Para wanita dengan peran keibuan mereka dalam keluarga membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan menyumbang pemuda-pemuda yang penuh dengan optimisme kemajuan kepada bangsa dan negara. Angka statistik pun telah menunjukkan kemanjuran peran wanita di keluarga setelah revolusi Islam Iran, yaitu pada 1979 angka pria dan wanita terdidik di Iran mencapai 71 persen dan 42 persen. Tetapi, kini angka tersebut menjadi 98 persen untuk pria dan 97 persen untuk wanita.
Republik Islam Iran yang kini telah berusia 29 tahun telah membuat Pemerintahan Iran mencapai keberhasilan yang begitu penting di tingkat regional, yaitu dengan mendobrak paradigma lama posisi wanita di negara-negara Islam. Paradigma lama memosisikan wanita sebagai harta yang dimiliki pria, yang menempatkan posisi pria lebih tinggi daripada wanita. Akibatnya, hanya kaum pria yang dapat memiliki kekuasaan dalam berbagai bidang, sementara wanita dianggap tidak cocok untuk terjun dan mempunyai peranan dalam berbagai bidang di masyarakat.
Tetapi, revolusi Islam Iran memberikan pemahaman yang berbeda tentang potensi-potensi kaum wanita yang sebenarnya. Dengan kembali kepada ajaran Islam yang luhur, seperti yang dicantumkan dalam syariat Islam, wanita Iran pada hakikatnya telah mendapatkan peranan yang lebih aktif di Republik Islam Iran.
Dengan adanya landasan ideologi mengenai wanita dan perempuan di samping memiliki hak-hak yang sama dapat menutupi kekurangan satu sama lain, yang sesuai dengan hukum Islam, kaum wanita mendapatkan peran dan posisi yang semestinya pada kehidupan berbangsa. Itu memungkinkan peranan wanita yang lebih besar dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, teknologi, budaya, dan kesenian di Iran.
Dengan sistem republik Islam yang mengizinkan wanita ikut serta dalam dunia perpolitikan, Iran mendobrak hegemoni negara-negara Timur Tengah yang cenderung hanya menempatkan pria di kursi pemerintahan. Proses demokratisasi telah membuat Pemerintah Iran memberikan aksesibilitas terhadap kaum wanita yang selama ini dianggap inferior dan tidak mampu memangku jabatan penting di pemerintahan.
Kehadiran para wanita di lembaga kepresidenan, parlemen, serta dewan kota dan desa di seluruh Iran memiliki dampak positif. Yang utama ialah tersalurkannya aspirasi kaum wanita Iran.
Pada pertengahan tahun 1990-an terjadi perubahan hukum perceraian yang lebih memihak wanita. Hukum perceraian yang awalnya lebih menguntungkan pria berganti menjadi lebih adil karena memungkinkan istri yang diceraikan mendapatkan ganti rugi atas pekerjaan rumah tangga yang telah dilakukannya.
Perubahan lain yang tak kalah penting mengenai hak kaum wanita juga terjadi dalam bidang pendidikan. Hal ini diwakili dengan dihapuskannya peraturan yang membatasi pemilihan jurusan oleh wanita di tingkat universitas. Para wanita yang sebelumnya tidak dapat mendaftar ke beberapa jurusan di universitas, seperti jurusan hukum karena adanya aturan bahwa jurusan tersebut hanya untuk kaum pria, saat itu sudah dapat mendaftar ke berbagai jurusan yang sesuai dengan kehendak mereka. Bahkan, kini terdapat universitas yang khusus bagi kaum perempuan di Iran, seperti Universitas Al-Zahra. Dihapuskannya aturan yang mendiskriminasikan kaum wanita Iran dalam mengenyam pendidikan tentunya sejalan dengan landasan persamaan derajat antara pria dan wanita yang tertuang di dalam Alquran dan dipertegas dalam mukadimah Konsitusi Republik Islam Iran.
(www.wikipedia.org)

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL


Dalam pandangan awan setiap perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial. Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak muda.
Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan, budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya.
Berikut adalah teori yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu perlu dicatat bagaimana tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di masyarakat. Pada masyarakat yang tergolong bersahaja relativ jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan. Pada masyarakat semacam itu elemen-elemen dasarnya seperti trdisi, ritual dan hirarki sosial yang berlangsung, biasanya dipegang kuat oleh para warganya secara bersama-sama.
Pada masyarakat yang lebih kompleks dan modern, seperti amerika serikat dan Negara eropa barat, arus perubahannya cepat dan itu juga sebenarnya mencemaskan mereka. Apa yang mereka puja seperti benda-benda aksesoris begitu cepat menjadi ketinggalan jaman. Sebelum mereka selesai membayarnya barang itu sudah menjadi ketinggalan jaman.
Mengenai kecepatan perubahn sosial, mungkin dipengaruhi oleh kontak budaya yang drastis Sebagaimana di oseania. Pergolakan revolusi dan gerakan emansipasi sertapenemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Perubahan sosial jika dilihat dari sebabnya menurut WJH spott ada perubahan yang datangnya dsri luar, seperti visi, pendudukan, kolonialisme dan termasuk juga wabah penyakit. Disamping itu ada perubahan yang datangnya dari dalam dan perubahan ini dibagi menjadi dua yaitu perubahn episode dan perubahan terpola. Perubahan episode adalah perubahan yang terjadi sewaktu-waktu biasanya disebabkan oleh kerusuhan atau penemuan-penemuan. Sedangkan perubahn terpola adalah perubahan yang memeng direncanakan atau diprogramkan sebagaimana yang dilakukan dalam pembangunan. Dari berbagai macam sebab perubahan sosial, semuanya bias dikembalikan pada tiga factor utama yaitu: faktor fisik dan biologisw,faktor tekhnologi, dan faktor budaya.

Posisi pendidikan dalam perubahan sosial
Sesuai dengan pernyataan Eisenstadt, institusionalisasi merupakan proses penting untuk membantu berlangsungnya transformasi potensi-potensi umum perubahan sehingga menjadi kenyataan sejarah. Dan pendidikanlah yang menjadi salah satu institusi yang terlibat dalam proses tersebut. Pendidikan adalah suatu institusi pengkonservasian yang berupaya menjembatani dan memelihara warisan-warisan budaya masyarakat. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengurangi kepincangan yang terjadi dalam masyarakat.
Pendidikan harus dipandang sebagai institusi penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri, jadi bukan untuk belajar tentang keilmuan dan keterampilan karenanya yang terpenting bukanlah mengembangkan aspek intelektual tetapi lebih pada pengembangna wawasan, minat dan pemahaman terhadap lingkungan social budayanya.

pemikiran nurcholis madjid

NURCHOLISH MADJID, lahir di Jombang, 17 Maret 1939 (26 Muharram 1358), dari keluarga kalangan pesantren. Pendidikan yang ditempuh: Sekolah Rakyat di Mojoanyar dan Bareng (pagi) dan Madrasah Ibtidaiyah di Mojoanyar (sore); Pesantren Darul 'Ulum di Rejoso, Jombang; KMI (Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyah) Pesantren Darus Salam di Gontor, Ponorogo; IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta (Sarjana Sastra Arab, 1968), dan Universitas Chicago, Illinois, AS (Ph.D., Islamic Thought, 1984).
Aktif dalam gerakan kemahasiswaan. Ketua Umum PB HMI, 1966-1969 dan 1969-1971; Presiden (pertama) PEMIAT (Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara), 1967-1969; Wakil Sekjen IIFSO (International Islamic Federation of Students Organizations), 1969-1971. Mengajar di IAIN Syarif Hidayatullah, 1972-1976; dosen pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1985-sekarang; peneliti pada LIPI, 1978-sekarang; guru besar tamu pada Universitas McGill, Montreal, Canada, 1991-1992. Fellow dalam Eisenhower Fellowship, bersama isteri, 1990.
Ia banyak menulis makalah-makalah yang diterbitkan dalam berbagai majalah, surat kabar dan buku suntingan, beberapa diantaranya berbahasa Inggris. Buku-bukunya yang telah terbit ialah Khazanah Intelektual Islam (Jakarta, Bulan Bintang/Obor, 1984) dan Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, suntingan Agus Edy Santoso (Bandung, Mizan, 1988). Sejak 1986, bersama kawan-kawan di ibukota, mendirikan dan memimpin Yayasan Wakaf Paramadina, dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada gerakan intelektual Islam di Indonesia. Buku ini adalah salah satu hasil kegiatan itu. Dan sejak 1991 menjabat Wakil Ketua Dewan pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI).
Nurcholish, anak yang bercita-cita menjadi masinis kereta api ini menyukai pelajaran ilmu alam dan berhitung. Selesai dari Fakultas Adab (Sastra dan Budaya Islam) IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, ia melanjutkan ke Universitas Chicago selama enam tahun. Di sanalah Cak Nur, panggilan akrab Nurcholish, dengan baik mempertahankan disertasinya, “Ibn Taymmiyya on Kalam and Falsafa”.
Sebelum ke Amerika, Nurcholish Madjid sudah dikenal sebagai tokoh pembaru Islam. Fiqh, akidah, akhlak, dan tasawuf, sebagai landasan berpikir umat Islam masa kini, dinilainya tidak memadai lagi. Karena itu, perlu sedikit diubah. Fiqh, misalnya, ia anggap sudah tidak relevan. Hukum fiqh yang ada sekarang adalah jawaban Islam melalui pemeluknya terhadap tantangan zaman waktu dulu.
Nurcholish mengaku mencita-citakan Negara Pancasila secara utuh. Tetapi ia menyayangkan bahwa baru hanya sila ketiga (Persatuan) yang relatif sempurna pelaksanaannya. Masyarakat kita lebih bersatu daripada berketuhanan, daripada bermusyawarah, dan daripada berkeadilan sosial, ujar Cak Nur yang pernah menjadi presiden Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (Permiat).
Bulan Maret 1985, Nurcholish berbicara di depan diskusi Tantangan Umat Beragama pada Abad Modern. Agama memang suprarasional, kata penulis buku Khasanah Intelektual Islam itu, tetapi tidak berarti bertentangan dengan rasio. Agama yang tidak bisa bertahan terhadap ilmu dan teknologi dianggapnya bukan agama lagi.
Pendiri organisasi mahasiswa internasional IIFSO ini menggemari elektronik sejak kecil. Karena sibuk sebagai staf peneliti Deputi IPSK-LIPI, Nurcholish tidak bisa lagi menekuni kegemarannya itu.
Di bawah ini adalah pemikiran Nurcholis Madjid yang dinyatakan sebagai tokoh "Pembaharu Islam". Di antaranya semua agama sama benarnya,nikah beda agama boleh, peraguan kebenaran al Qur'an, hukum jilbab, dsb. Bahkan dia termasuk tokoh yang berperan dalam pembentukan Fikih Lintas Agama serta pembuatan tafsir Al Qur'an dengan paham Liberal. Polemik mengenai pikiran Nurcholish Madjid sudah berlangsung sejak 1970-an ketika ia melontarkan gagasan tentang sekularisasi, yang kemudian dibantah oleh Prof Dr HM Rasjidi, mantan Menteri Agama RI yang pertama. Para penentang keras lainnya tercatat nama-nama: Endang Saefuddin Anshari, Abdul Qadir Djaelani, Hartono Ahmad Jaiz, Adian Husaini, Daud Rasyid, Abu Ridho dan Muhammad Yaqzhan, Hidayat Nur Wahid, Adnin Armas, Syamsuddin Arif, Hamid Fahmi Zarkasyi (tiga nama terakhir bukan langsung menghadapi Nurcholish namun mengkritrik pemahaman model Nurcholish) dan masih banyak nama lainnya. Hidayat Nur Wahid, waktu awal-awal baru pulang dari Madinah tahun 1992, termasuk penentang Cak Nur, tapi belakangan ini tidak, bahkan ketika wafatnya Nurcholish Madjid, Senin 29 Agustus 2005, HNW yang jadi ketua MPR menyampaikan kata-kata yang banyak mengandung pujian lewat radio swasta di Jakarta. Kritikan lewat pengajian-pengajian pun banyak, di antaranya dilakukan oleh KH Abdul Rasyid AS, KH Ahmad Kholil Ridwan, H Husen Umar, Abdul Hakim Abdad, Zainal Abidin dan mubaligh-muballigh Jakarta lainnya. Dari Bandung, ada KH Athian Ali Da’i, Heddy Muhammad, dan lain-lain.
Bagaimana sebenarnya cara kerja Nurcholis Madjid? Dia punya ide besar tapi kita yakin itu tentu bukan ide pribadi dia. Apakah dia itu seorang yang bergerak sendiri atau bergerak dengan masyarakat tapi yang jelas dia bukan politikus. Bagaimana cara Nurcholis Madjid mengembangkan masyarakat? Cak Nur itu kecenderunganya seorang soliter, orang yang menyendiri. Dalam kesendirian itu dia memproduksi beberapa gagasan-gagasan sehingga tidak ada hubungan patron claint sebelumnya. Kalau pun orang simpatik, dekat pada Cak Nur itu karena kedekatan pemahaman, simpatik pada gagasannya. Bukan karena hubungan sangat pribadi. Ini beda dengan dunia kepartaian atau kyai dan santri. Cak Nur berbeda. Ini juga terlihat sejak di Universitas Paramadina maupun ketika meninggalnya pada tahun 2005 silam. Banyak orang datang dari berbagai lapisan karena simpatik pada pribadinya dan juga pikiran-pikirannya. Yang memberikan kekhasan pada Cak Nur itu, ia mempunyai dua aspek yang menonjol. Jadi kepribadian didukung intelektulitas. Intelektualitas dan kepribadiannya sangat menyatu. Konsistenlah kepribadiannya. Cak Nur sebagai Guru Bangsa dan bangsanya adalah Indonesia maka otomatis menjadi figur yang sangat penting di dunia. Apalagi sekarang Islam pada persimpangan jalan dalam pandangan orang-orang. Bagi masyarakat awam dan terutama di luar negeri sebetulnya ada dua istilah yang sering dipakai, dilempar-lempar tanpa orang mengerti implikasinya yaitu pluralisme dan sekularisme karena dianggap jelek. Bagaimana pluralisme dan sekularisme dalam hubungannya dengan pikiran Cak Nur?
Pertama sekularalisme, di dalam teori sosial politik filsafat kata itu menimbulkan multi interpretasi. Kita sering mengatakan sekuralisme itu sebagaimana Amerika, anti-Tuhan. Kalau sekuralisme dalam arti kedekatan urusan politik secara profesional dan kompetensi, ada benarnya juga sehingga kemudian agama diposisikan pada posisi yang anggun, yang tidak terkontiminasi oleh konflik politik. Dalam pengertian itu mungkin seperti Vatikan yang mengambil jarak dari politik praktis. Tapi sekularalisme dalam kontek Islam yang dimaksudkan Cak Nur tidak seperti itu. Itu hanya sebagai antitesis terhadap proses sakralisasi partai politik. Waktu itu Parpol disakralkan maka sekularisme dalam pengetian itu lebih tepat diletakan, maksud Cak Nur. Pemilu kemarin membenarkan tesis Cak Nur. Kalau orang memilih partai bukan karena semata Islamnya tapi karena visi dan programnya. Hasil penelitian, orang memilih PKS bukan karena PKS Islam tapi karena efesien dan bersih. Jadi walaupun memakai simbol Islam tapi ketika tidak didukung kompetensi dan intergritas tidak akan laku. Dalam pengertian ini maka, sekularisasi yang dimaksud Cak Nur itu lebih poporsional.
Kedua pluralisme, pluralisme itu satu paham yang muncul dari wacana ilmu sosial bahwa di dalam masyarakat yang plural kita mencari titik-titik temu untuk menciptakan perdamaian-perdamaian, memajukan bangsa bersama. Bukan mengidentikan, menyamakan semua agama. Ini yang lagi-lagi sering disalah pahami.
Pesan-pesan Cak Nur: Pertama, dia selalu mendorong untuk menjadi pendegar yang baik. Kalau kita punya pendapat sampaikan dengan baik dan santun. Kedua, sampai menjelang akhir hayatnya, Cak Nur selalu berpikir tugas pemimpin apa pun adalah membela dan membahagiakan rakyat. Jadi ukurannya adalah bagaimana perilakunya, pikirannya untuk membela rakyat. Ketiga, tunjukan bahwa Islam itu agama yang menjunjung tinggi perdamaian. Sebab, tidak mungkin peradaban dibangun tanpa ada perdamaian dan intelektualitas serta intergritas. Jadi ada tiga yang menonjol. Satu, kapasitas intelektual, dan kedua ditopang dengan integritas, dan ketiga berdamai. Untuk menciptakan damai orang harus taat pada hukum kemudian cinta kepada ilmu pengetahuan, dan mengembangkan kepribadian. Ini yang salalu diulang-ulang oleh Cak Nur dan yang dimaksud itu relevan untuk kita semuanya.

REFERENSI:
http://download.ymci.web.id/pakdenono/content/pakdenono1/web_offline/media.isnet.org/ISLAM/Paramadina/CakNur.html. (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.mail-archive.com/is-lam@milis.isnet.org/msg01040.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.mail-archive.com/is-lam@milis.isnet.org/msg01109.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Tokoh&id=98215 (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/05/30/nrs,20040530-05,id.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/Nurcholis_Madjid (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0303/08/nas07.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://grelovejogja.wordpress.com/2007/06/01/adnin-armas-ma-sekularisme-nurcholis-madjid-jiplak-ide-harvey-cox/ (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

kapita selekta pendidikan islam

DIDKRIPSI KAJIAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
Paradigma Pendidikan Islam Alternatif.
Bangsa yang sedang membangun amat membutuhkan manusia yang kreatif. Pendidikan harus dinamis dan menjadi obor dalam berpacu menghadapi perubahan sosial. Menurut ajaran Isalam Allah lah pemilik tunggal ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diberikan kepada manusia hanya merupakan sebagian kecil ilmuNya, namun manusia diberi kebebasan seluas-luasnya. Peradaban dunia modern telah mengekspresikan berbagai kekhawatiran akan masa depannya. Munculnya tekhnologi persenjataan baru, telah membuat manusia semakin pesimistis. Dalam dunia yang penuh dengan kontradiksi itu, di masa dating akan ditandai oleh kuatnya hegemoni dan dominasi bangasa yang mempunyai nilai lebih dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Karena itu tantangan yang mendasar bagi pendidikan Islam saat ini adalah mencari system pendidikan alternative sebagai sintesa dari berbagai system pendidikan yang pernah ada. Dengan menitik beratkan pada spek afektif yang seimbang dengan aspek kognitif , pendidikan islam juga memadukan secara harmonis pendidikan formal, nonformal dan informal.
Sementara itu penulis muslim mengatakan bahwa dalam terminologi Islam, mencari ilmu bukanlah untuk mencari hidup melainkan untuk menyelami hakikat kebenaran dan mendidik akhlaq serta moral (Khalifah:1977)
Di sinilah letek perbedan yang mencolok antara pendidikan Islam dengan sistem pendidikan lainnya. Yusuf qardawi merinci ciri khas pendidikan Islam, seperti yang terlihat dalam praktek pendidikan Ikhwanul Muslimin di Mesir yamg meliputi:tekanan pada segi keTuhanan, sempurna dan lengkap, keserasian dan keseimbangan, bersifat kreatif dan konstruktif, persaudaraan dan kesetiakawanan, beridentitas dan berdedikasi.(Qardawi:1980)
Paradigma Islam dan Konteks Perkembangan IPTEK
ada dua ekstrimitas respon manusia apabila kepadanya diajukan ramalan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa depan. Ekstrim pertama akan melihat kecenderungan tersebut secara utopistik, bahkan optimis yang berlebihan bahwa memang begitulah keadaan yang seharusnya terdapat di dunia modern. Mereka menganggap iptek sebagai variabel perubahan yang bersifat mutlak dan domonan. Anggapan lain melihat perkembangan secara disutopistik, pesimis dan cemas secara berlebihan. Mereka melihat perkembangan iptek sebagi sumber bencana bvagi masa depan.
Kedua pandangan tersebut jelas bukan merupakan pandangan yang sehat dan proporsional. Pandangan yang proporsional, dapat dikembangkan apabila dilasndasi oleh pandangan dasar yang menempatkan iptek tetap sebagi alat bagi manusia untuk berinteraksi dengan diri dan lingkungannya. Ramalan perkembangan iptek yang diuraikan beranjak dari asumsi bahwa kecederungan perkembangan yang terjadi sampai saat ini berlangsung terus-menerus tanpa adanya perubahan kecenderungan yang berarti. Perubahan dimungkinkan terjadi karena adanya dua halyaitu perubahan oleh intervensi sejarah dan perubahan oleh kecelakaan sejarah.
Perubahan oleh intervensi sejarah terjadi karena adanya kesadaran universal manusia akan kehidupannya, akan masa depannya, dan terutama akan spesiesnya. Dan perubahan oleh kecelakaan sejarah terjadi karena faktor eksternal manusia, yaitu berupa buah dari perkembangan tekhnologi itu sendiri yang menginterupsi sejarah peradaban manusia.
Pengkajian tentang perab Islam bagi kehidupan modern sudah amat sering dilakukan. Namun pertanyaan yang masih btetap tersisa adalahpada sisi operasionalnya. Hal ini terjadi karena sebagian besar pengkajian yang dilakukan lebih menggunakan pendekatan normatif daripada pendekatan analitik oiperasionalnya.
Ada tiga langkah stategi untuk dilakukan oleh umat Islam, berkaitan dengan kecenderungan perkembangan iptek. Pertama, perlunya perumusan paradigma (filsafat) keilmuan dan ketekhnologian yang manusiawi dan yang mempunyai akar Ilahiyah. Kedua, perlunya dirumuskannya etika tentang pengembangan dan penerapan iptek yang disinari pada nilai-nilai religi. Perlunya dikembangkan etos bagi cendikiawan muslim dan mengejar ketinggalan umat di bidang ilmu. Ketiga strategi tersebut adalah jawaban langsung atas problematika yang dihadapi oleh umat sekaligus bangsa Indonesia yang berupa ketinggalan dan ketergantungan pada negara maju.
Ketiadaan etika perkembangan dan penerpan iptek yang merupakan kekuatan pengendali bukan sekedar menjadikan perkembangan iptek makin menjauhi nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai Ilahiyah, namun dalam praktek menjadikan umat dan cendikiawan muslim dalam status kebingungan yang berkepanjangan. Ketinggalan umat dan bangsa dalam penguasaan iptek, disamping oleh sebab-sebab eksternal, terutama karena lemahnya etos para ilmuwan dalam mempelajari perkembangn iptek.
Selain apa yang dikemukakan di atas, ada dua agenda akabar yang perlu dilakukan umat islam. Yang pertama menyangkut masalah ijtihad dan kedua menyangkut masalah pendidikan umat. Akhir-akhir ini sudah sering dipertanyakan mengenai terlalu sempitnya kawasan ijtihad yangv dilakukan umat yang hanya membatasi pada masalah-masalah keagamaan dalam makna sempit.
Tuntutan kemajuan peradaban manusia telah menyadarkan kita bahwa sudah tiba waktunya dilakukan upaya serius kontektualisasi (operasionalisasi) Islam dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam bidang iptek maka ijtihad dilakukan terutama dalam pengembangan rumusan paradigmatik dan etika perkembangan dan penerapan iptek di atas. Dalam bidang pendidikan, beberapa agenda perlu dilakukan pila sosialisasi paradigma keilmuan dan ketekhnologian yang manusiawi di atas perlu mendapt porsi yang cukup dalam proses pendidikan sejak dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Disamping sosialisasi paradigama ke iptekan di atas sosialisasi ke iptekan juga perlu mendapat porsi dalam proses pendidikan.(Pratiknya:60)
Pendidikan Islam dan Konteks Perubahan Sosial
Pendidikan dan masyarakat merupakan dua variabel yang sulit dipisahkan. Hubungannya, dalam term figerlind bersifat dialektis. Bagaimana agar pendidikan itu tidak hanyut oleh dinamika peribahan, tetapi ia mampu memerankan dirinya sebagai agen perubahan itu sendiri. Adolphe E. meyer menyatakan bahwa antara poendidikan dam ,asyarakat itu saling merefleksi. Hubungan antara keduanya tidak bersifat linier melainkan hubungan timbal balik (mutual simbiosis).
Permasalahan yang muncul adalah bagaimana pendidikan termasuk pendidikan Islam akakn memepersiapkan outputnya dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus melaju sehingga mereka bisa menghadapi perubahan yang terjadi dalam masyarakat tersebut, bisa berperan mewarnai serta bisa terakomodasikan dalam semua sektor masyarakat tersebut.
Perubahan sosial sebagaimana telah dinyatakan di atas merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pendidikan sebagai aspek kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, juga harus terlinat dalam aris perubahan tersebut. Tinjauan dari berbagai segi membuktikan bahwa manusia memang dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam hidupnya. Perbedaan mendasar antara manusia dan hewan menuntut manusia untuk menumbuhkan kreativitasnya.
Kerativitas (creativity) berasal dari kata kerja create yang artinya make some thing new or oroginal. Rodhes melihat kreativitas dari empat dimensi yaitu person, process, press, product. Keempat faktor ini saling berkaitan, pribadi (person) yang kreatif melibatkan diri dalam proses (process) kreativ dan didukung oleh dorongan (press) dari lingkungan sehingga menghasilkan produk (product) yang kreatif. Dari dimensi person, tindakan atau action seseorang dikatakan kreatif bila terjadi interaksi antara tiga atribut (intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi). Dimana intelegensi ditandai dengan kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, ketrampilan mengambil keputusan, keseimbangan, dan integrasi intelektual.
Untuk menjadi kreatif, menurut teori di atas diantaranya diperlukan kecerdasan (intelegensi). Butur-butir tujuan pendidikan nasional, sebagaimana dalam UUSPN, diantaranya dinyatakan bertujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” . kecerdasan yang sering disebut juga intelegensi adalah istilah yang melukiskan kemampuan manusia untuk melihat dan mengetahui problema serta memecahkannya dengan sukses, dan kemampuan untuk mempelajari dan menyesuaikan prilaku dengan lingkungan yang mempunyai bermacam aspek dan coraknya. Secara fungsional, intelegensi menurut teori Binnet merupakan kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan.
Secara substabnsial manusia terdiri atas unsur-unsur badan, akal, dan ruh. Aspek mana dari ketiga unsur tersebut yang paling dominan dalam mengoptimalkan kecerdasan dan pada gilirannya mempenngaruhi kreativitas seseorang dengan eksisnya akal, manusia berbeda dengan mahluk lain. Kecerdasan yang dalam bahasa inggrisnya diistilahkan intelegence, merupakan potensi kejiwaan yang berbicara tentang benar dan salah, barbeda dengan perasaan yang berbicara tentang baik dan buruk.
Perkataan akal, yang telah menjadi perbendaharaan bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Arab al-‘aql yang mempunyai arti alat berfikiratau daya berfikir. Dalam lisan al-‘arab dijelaskan bahwa al-‘aql mempunyai arti al-hijr(menahan), al-nuha (kebijaksanaan), dan ‘iqal (ikatan). Istilah akal sering disepadankan dengan istilah qalb yang diindonesiakan hati. Akal sebagai daya berfikir ini, meripakan kesatuan organik antara rasio dan intelek. Dengan demikian manusia dikatakan cerdas bila ia mampu mengginakan akalnya sebagai daya fikir yang pada gilirannya mampu memahami, mengerti, dan memecahkan suatu realitas dengan tepat. Bagaimana agar akal manusia tersebut menjadi cerdas maka ia perlu mengoptimalkan dengan kata lain membutuhkan pembelajaran.
Kecerdasan merupakan potensi pembawaan seseorang sejak lahir. Oleh karenanya secara teoritis sana bagi setiap orang. Perkembangannya akan tergantung pada interaksi individu yang bersangkutan dengan lingkungannya. Manusia sebagai khalifah di bumi ini keberadaannya disampinh sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial. Dari konsep inilah pendidikan bisa dilihat dari dua pendapatan, yaitu pendekatan yang berangkat dari keberadaan manusia sebagai mahluk individu yang melihat pendidikan sebagai pengembangan potensi yang terpendam dan tersembunyi; dan pendekatan yang berangkat dari manusia sebagai mahlik sosial melihat penddidikan sebagai warisan kebudayaaan dari generasi kegenerasi agar hidup bernasyarakat tetap berkelanjutan.
Dua pendekatan tersebut hendaknya berjalan secara simultan sebab jika tidak akan menimbulkab pola yang ekstrim. Dengan demikian pengetahuan merupakan dasar bagi proses berfikir. Pengetahuan itiu dapat merupakan pengalaman langsung maupun tidak langsung. Bantuan ilmu lain psikologi khususnya sangat diperlukan dalam penilihan materi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan peserta didik. Disanping itu ingatan yang baik perlu dimiliki dalam rangka optimalisasi kecerdasan, sebab ingatan berfungsi sebagai penyimpan berbagai pengetahuan yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan.
Islam sangat menghargai pemanfaatan akal secar optimal. Jika ajaran-ajarannya dipulah menjadi dua, yaiyu ajaran yang absolut dan ajaran yang relatif, maka prosentasenya adalah 5% untuk yang pertama dan lebihnya 95% untuk yang kedua. Secara metodologis, islam menawarkan konsep cara mengoptimalkan akal dalam bentuk yang eksplisit baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Tentang metode nabi menjelaskan bahwa “Khtibu al-nas daqr ‘uqulihim” (ajaran mereka sesuai dengan tingkat intelektualnya). Ingatan dan kelupaan juga merupakan variabel yang sangat penting dalam sebuah pembelajaran.(Kholiq;2001:308)
Pendidikan Islam Sebagai Paradigma Pembebasan
Pendidikan merupakan bagian trpenting dari kehidupan sekaligus sekaligus ang dapat membedakan manusia dengan hewan. Pandangan klasik tentang pendidikan pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekaligus yaitu: pertama, menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu di masa dating, kedua, mentransfer pengetahuan, ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan masyarakat sebagai syarat dalam kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban.
Dalam perkembangan berikutnya ekstensifikasi pengertian pendidikan itu sejalan dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Dari sinilah lahir dua fungsi suplementer yaitu untuk melestarikan tatanan social dan datanan nilai yang ada dalam masyarakat dan sekaligus sebagai agen pembaharuan. Menurut pendapat Vebrianto fungsi pendidikan nasional ada emapat yaitu:
1. transmisi cultural, pengetahuan, sikap, nilai dan norma
2. memilih dan mengejarkan peranan social;
a. mengembangkan fasilitas untuk mengajarkan bermacam-macam spekulasi
b.harus mengusahakan agar jumlah manusia yang terlatih dan memiliki spesialisasi sesuai dengan kebutuhan
c. harus mengembangkan mekanisme untuk menyesuaikan talen dan bakat anak didik dengan spesialisasi
3. menjamin integrasi nasional
4. mengadakan inovasi-inovasi social(vebrianto:1981)
Pandangan di atas bertitik tolak dengan landasan agama. Eksistensi agama dalam kaitannya dengan pendidikan lebih bersifat implicit terutama dalam kaitannya dengan nilsi-nilai. Konsepsi pendidikan islam tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu sebagai upaya mencerdaskan semata melainkan sejalan dengan konsepsi islam tentang manusia dan hakikat eksistensinya.
Ajaran-ajaran islam banyak yang relevan denga pribsip-prinsip pendidikan. Secara diduktif dalam Al-Qur’an maupun Hadits dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia menempatkan posisi yang sentral dan relevan dalam kependidikan karena: manusia itu makhlik yang berakal, manusia yang dapat belajar dan dididik serta dapat membaca, makhluk wicara yang dapat mengkomunikasikan idenya, dan makhluk yang dapat berhitung. Namun dengan keempat potensi itu saja pendidikan islam tidak berbeda dengan pendidikan pada umumnya.
Pendidikan islam berbeda dengan pendidikan barat sekuler terutama karena pendidikan islam tidak hanya didasarkan atas hasil pemikiran manusia dalam menuju kemaslahatan atau humanisme universal. Konsepsi islam tentang pembebasan sesuai dengan misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ajaran tauhid sebgai salah satu kunci pokok dalam islam, dengan jelas menunjukkan tidak ada penghambaan kcuali pada Allah Yang Maha Esa.
Penyimpangan dari agama pada umumnya lebih merupakan akibat dari rasa ketidaksenangan karena perampasan otonominya untuk mensubordinasikan sesamanya.hal ini dapat menjadi semakin jelas jika kita kembali pada ingatan pada sejrah pertumbuhan agama, seperti yang dikemukakan oleh murtadha bahwa pertama, agama dalah produk rasa takut, kedua, agama adalah produk kebodohan ketiga, agama adalah pendambaan pada keadilan dan keteraturan dan keempat agama menurut kaum marxis adalah untuk kepentingan kelas penindas agar dapat mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya.(Matahhari:1984)
Evolusi agama tersebut meskipun masih diperdebatkan namun pada butir ketiga jelas bahwa agama itu sendiri mencakup paradigma pembebasan. Pendidikan islam sebagi satu pranata social juga sangat terikat dengan pandangan islam tentang hakikat keberadaan manusia. Pemilikan ilmu dalam pandangan islam diharapakan mampu memupuk dan mempertebal keimanan.
Paulo freire mengkritik pendidikan gaya bank yang mencerminkan masyarakat tertindas secar keseluruhan yang menunjukkan kontradiksi: (a) guru mengajar murid belajar, (b) guru mengetahui sesuatu murid tidak tahu apa-apa (c)guru berfikir murid difikirkan(d) guru bercerita murid mendengarkan (e)guru mengatur murid diatur (f)guru memilih dan memaksakan kehendaknya sedangkan murid menyetujui (g)guru memilih bahan dan isi pelajaran dan murid menyesuaikan dengan pelajaran (h)guru mencampuradkkan kewenangan ilmu dan jabatan untuk menghalangi kebebasan murid (i)guru adalah subyek dan murid adalah obyek proses belajar mengajar.
Keprihatinan terhadap kaum tertindas mendorong Freire untuk berbuat sesuatu dan mengantisipasi karena prihatin dengan masa depan kemanusiaan. Untuk mencari dan mendapatkan kebebasan itu perlu ditemukan sumber penyebab terjadinya penindasan kemudian melakukan tindakan perubahan untuk terbentuknya manusia yang seutuhnya. Sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa masa renaissance unsure yang paling utama diambil adalah tuntutan kebebasan dan pembebasan dari berbagai ikatan dan halngan agar perkembangan manusia terwujud dengan leluasa.(Sutjadmoko:1984)
Kebebasan yang dimaksud tentu ada batasnya, kebebasan tanpa batas akan membentur hak orang lain dan pada akhirnya menimbulkan anrkhi. Pendidikan Islam tujuan akhirnya adalah mengarahkan agar anak didik menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Mengikuti perintah Tuhan seperti yang di maksudkan dalam surat ar-Ra’du 11, berarti pendidikan Islam menghendaki agar manusia yang dimaksud memiliki percaya diri sehingga mampu mengubah nasib.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, nurul; 2001. Paradigma Pendidikan Islam.Yokyakarta. Pustaka Pelajar
Vebrianto;1981.Beberapa Aspek Pembaharuan Sistem Pendidikan Islam.makalah dalam dfiskusi pembaharuan pendidikan nasional.
Muhaimin;2001. Paradigma Pendidikan Islam.Bandung. Rosda.
Karim rusli. Paradigma Pendidikan Islam Sebagai Upaya Pembebasan Manusia

akhLaQ MadzMUmaH

Sering kali kita ketahui berbagai macam penyakit masyarakat da media massa. Yang dimaksud dengan penyakit masyarakat adalahsegala macam perbuatan manusia yang tidak disenangi oleh manusia atau masyarakat yang akan mendatangkan kerugian dan bencana, baik bagi pelaku, koeban, maupun masyarakat. Sifat-sifat tercela banyak bentuknya diantaranya adalah:
mencuri dan merampok
mencuri adalah mengambil harta orang lain dengan sembinyi-sembunyi dari tempat penyimpanan, sedangkan merampok disertai dengan kekerasan. Adapun bahay mencuri bagi pelakunya adalah:
hidupnya tidak akan tenang dan mengalami kegelisahan batin
jika tertangkap ia kan dijatuhi hukuman
akan mencemarkan nama baiknya
dapat merusak imannya
sedang bahaya mencuri bagi orang lain adalah:
a. kerugian dan kekecewaan
b. jiwa akan terancam karena pelaku biasanya bertindak kekerasan
c. tatanan masyarakat akan lemah
membunuh
membunuh adalah perbuatan yang mengakibatkan matinya seseorang, baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak, dengan alat yang mematikan atau tidak.
Bahaya pembunuhan bagi pelaku pembunuhan tidak jauh beda dengan dampak dari pencurian, ia akan dikenakan hukuman. Sedangkan bagi orang lain adalah hilangnya stabilitas keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, serta dapat menimbulkan balas dendam bagi keluarga korban. Selai membunuh orang lain Allah juga melarang manusia untuk membunuh dirinya, misalnya dengan gantung diri, terjun ke jurang dan gedung bertingkat, minum racun dan sebagainya.
asusila
asusila adalah perbuatan yang melanggar norma sosial dan agama. Umumnya perbuatan asusila mengarah pada penyimpngan sosial. Penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai kebutuhan biologis dengan cara hubungan kelamin yang menyimpang dari ketentuan masyarakat. Banyak sekali asusila yang terjadi dalam masyarakat anatara lain:
zina
zina adalah melakukan hubungan kelamin laki-laki dan permpuan tampa ada ikatan pernikahan yang sah, dalam Al-Qur’an pelarangan untuk berzina terdapat dala surat Al-Isra ayat 32.
homoseks dan lesbi
adalah pemuasan atau penyaluran nafsu seksual antara sesama jenis kelamin. Dalam ilmu fiqih dikenal dengan sebutan liwat. Keduanya merupakan dosa besar karena sudah bertentangan dengan fitrah manusia.
Freeseks
Adalah menghalalkan hubungan seksual dengan segala cara dan tidak terbatas pada kelompok tertentu. Mereka tidak berpegang teguh pada susila atau nilai manusiawi.
Masturbasi
Yaitu pemuasan seksual pada diri sendiri dengan menggunakan salah satu anggota badan. Dalm fiqih dikenal dengan istilah istima’ bil yad.
Sodomi
Pada awalnya istilai hin digunalan untuk menyebut mereka yang berhubungan dengan binatang. Namun sekarang ada perluasan makna yaitu hubungan seksual lewat dubur dan membunuh pasangannya untuk mendapatkan kepuasan.
Perkosaan
Yaitu perilaku menyimpang tang merasa mendapat kepuasan seksual dengan cara memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seksual. Perkosaan dapat terjadi pada orang yang dikenal maupun tidak.
Aborsi
Aborsi adalahpelarian tanggungjawab sebagai seorang ibu dengan cara membunuh anak/janin yang masih berada didalam rahim atau kandungan.

MEnUnTut iLmU


HADIS TENTANG MENUNTUT ILMU
Menuntut ilmu atau mempelajari ilmu adalah suatu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baik dengan cara melihat (membaca, menelaah, meneliti dan memperhatikan) mendengar ataupun menanyakan. Islam memerintahkan dengan tegas kepada umatnya untuk menuntut segaka ilmu sebab dengan ilmu kita dapat hidup teratur, terarah, dan bergaul dengan baik.
Berikut ini menjelaskan tentang pengertian hadis menuntut ilmu. Hadis pertama menegaskan bahawa menuntut ilmu adalah wajib, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai siswa muslim, hendaknya berupaya semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu meskipun harus ke negri cina. Karena bagi siapa saja yang ridha dengan ilmu yang dicarinya dan memberikan manfaat baginya, para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai naungan Allas SWT akan mngengkat derajat orang yang berilmu. Seperti firman Allah dalam surat Al-mujadalah

Hadis kedua menjelaskan bahwa siap muslim untuk mencari ilmu baik ilmu dunia(pengetahuan umum maupun ilmu ukhrowi (agama)) selama ilmu tersebut bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Ilmu duniawi memberikan manfaat serta kebahagiaan dalam kehidupan dunia supaya tidak buta dari diri kita dan orang lain. Ilmu duniawi memberikan manfaat serta kebahagiaan dalam kehidupan dunia supaya tidak buta oleh informasi tentang perkembangan zaman. Adapun ilmu ukhrawi sebagai tuntunan atau jalan menuju kebahagiaan akjhirat kelak. Oleh karena itu kita tidak boleh hanya mncari satu ilmu saja, duniawi atau ukhrawi karena keduanya merupakan penyeimbang dalam menjalani kehidupan.
Selanjutnya hadis ketiga mengandung arti bahwa proses belajar dan mengajar akan lebih baik dengan adanya seorang murid dan guru supaya tidak terjadi kesa;lah pahaman. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam kel;as dan berhadapan dengan guru , melainkan dapat juga dilakukan di tempat-tempat terbuka dan dalam ko9ndisi yang berbeda, seperti di perpustakaan, di rumah, dan dalam perjalanan, ataupun alam bebas. Seorang guru merrupakan orang tua kedua setelah ayah dan ibu kandung kita. Oleh karena itu kita juga wajib berprilaku baik dan menghormati mereka sebagaimana sikap kita terhadap orang tua. Karena dari merekalah awal kita mendapatkan ilmu pengetahuan.
SURAT AL-INSYIRAH
Isi kandungan surat al-insyirah
Setiap manusia pasti pernah mengalami dan merasakan manis getirnya kehidupan. Kita tidak bisa menolak kenyataan tersebut karena hal itu sudah menjadi ketentuan Allah yang harus diterima dengan penuh kesabaran.
Surat al-insyirah diturunkan sebagai penghibur hati bagi Rasulullah dan para pengikutnya. Dalam surat-surat tersebutr juga menjelaskan tentang nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada Rasulullah dan kaum muslimun. Diantara nikmat-nikmat tersebut adalah:
Allah telah menganugrahkan kepada Rasulullah nikmat yang banyak diantaranya adalah kebersihan jiwa/hati, jauh dari perasaan cemas dan gelisah serta terhindar dari segala kebingungan yang berhubungan dengan misi dakwah yang beliau emban dan tipu daya kaum musyrikin.
Allah juga meringankan beban yang dupikul Rasulullah dalam menyiarkan dakwahnya sehingga dengan mudah beliau dapat menyampaikan ajaran yang benar yakni mengajak masyarakat Mekah untuk menyembah Allah. Allah menegaskan pada ayat 5 dan 6 dalam surat ini bahwa dalam menghadapi sesuatu kesusahan pasti ada jalan keluarnya, selama kita berusaha dan bersabar menghadapinya.
Profil surat
Surat al-insyirah termasuk surat makiyah yang berjumlah 8 ayat. Surat al-insyirah ini turun ketika orang-orang musyrik memnghina dan mengolok-olok kefakiran kaum muslimin sekaligus sebagai jawaban bagi Rasulullah dan kaumnya.