Jumat, 03 April 2009

artikel2

RUU APP BISA JADI SOLUSI

Aids adalah sindrom kumpulan berbagai gejala dan infeksi sebagai akibat dari kerusakan spesifik sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV pada manusia. Kondisi akhir pada orang yang terkena penyakit ini membuat seseorang rentan terhadap infeksi oportunistik dan tumor. Walaupun sudah ada penanganan untuk aids dan hiv dengan memperlambat laju perkembangan virus, penyakit ini belum bisa disembuhkan.
Virus HIV ditransmisikan melalui kontak langsung cairan darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Transmisi ini terjadi melalui hubungan seks, transfusi darah, dan jarum suntik. Tetapi pada kenyataannya virus ini lebih banyak menyebar karena hubungan seks akibat dari pergaulan bebas.
TERORISME, meskipun terdengar begitu menggemparkan, namun ternyata tak seberapa dalam hal menciptakan korban meninggal dunia. Jumlah korban meninggal karena HIV AIDS jauh lebih besar yaitu lima jiwa permenit. Oleh karena itu penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah
Selama ini, meskipun sudah lama direncanakan namun sampai sekarang belum ada payung hukum yang mencegah penyakit masyarakat seperti pergaulan bebas yang sebagian besar diakibatkan oleh porno aksi dan porno grafi. Padahal porno aksi dan porno grafi sangat keras menyerang ruang publik dan ruang individu yang sebagian besar adalah remaja dan anak-anak. Tidak sedikit bocah yang berusia belasan tahun datang mengunjungi tempat-tempat yang seharusnya tidak mereka datangi seperti tempat pelacuran. Pendidikan seks yang seharusnya dimulai sejak kecilpun sering dianggap tabu, bahkan disamakan dengan zinah oleh sebagian masyarakat. Akibatnya masyarakat memiliki prilaku yang tidak terkendali soal seks.
Budaya yang menempatkan laki-laki lebih tinggi dari perempuan dengan alasan agama atau apapun telah memperbesar resiko bagi kaum perempuan untuk tertular virus HIV yang sangat berbahaya ini. Selain itu derita para pengidap HIV semakin bertambah dengan sikap masyarakat pada umumnya yang justru sering mengambil jarak dengan mereka karena masyarakat tidak mengerti bahwa HIV dapat menular melalui hubungan seks dan transfusi darah.
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa dapat menjaga dan menjauhi perilaku-perilaku yang dapat mengantarkan kita pada pergaulan bebas. Kita juga tidak seharusnya menjaga jarak dengan para pengidap HIV, karena hal itu akan menyebabkan mereka frustasi dengan sikap kita yang sering menghakimi mereka seolah-olah yang mereka alami adalah sebuah kutukan.


By:lailatul nuroniyah
tarbiyah 05’

Kamis, 02 April 2009

REVOLUSI DAN WANITA IRAN


Letak Geografis Iran
Iran (atau Persia) adalah sebuah negara Timur Tengah yang terletak di Asia Barat Daya. Meski di dalam negeri negara ini telah dikenal sebagai Iran sejak zaman kuno, hingga tahun 1935 Iran masih dipanggil Persia di dunia Barat. Pada tahun 1959, Mohammad Reza Shah Pahlavi mengumumkan bahwa kedua istilah tersebut boleh digunakan. Nama Iran adalah sebuah kognat perkataan "Arya" yang berarti "Tanah Bangsa Arya". Perbatasan iran adalah Azerbaijan (500 km) dan Armenia (35 km) di barat laut dan Laut Kaspia di utara, Turkmenistan (1000 km) di timur laut, Pakistan (909 km) dan Afganistan (936 km) di timur, Turki (500 km) dan Irak (1.458 km) di barat, dan perairan Teluk Persia dan Teluk Oman di selatan. Pada tahun 1979, sebuah Revolusi Iran yang dipimpin Ayatollah Khomeini mendirikan sebuah Republik Islam teokratis sehingga nama lengkap Iran saat ini adalah Republik Islam Iran.

Kedudukan dan peran wanita Iran

Berbicara menegenai kedudukan dan peran wanita di Iran, pada mulanya hak dan peran wanita Iran masih mendapatkan tekanan dari pemerintah. Mereka hanya membatasi peran wanita dalam mengurus rumah tangga dan keluarga saja. Untuk itu wanita Iran tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam bidang politik dan perlementer.
Pada upacara untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia, seorang wanita aktifis Iran, Rafat Bayat menyerukan kepada wanita di seluruh dunia untuk berkumpul dan membahas berbagai tantangan yang mereka hadapi, seperti bagaimana mencegah penyebaran obat terlarang, perang dan senjata pemusnah massal. Mereka tidak tertarik untuk mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lain. Menurutnya, wanita harus berkumpul dan berbicara tentang tantangan-tantangan tadi yang dihadapi oleh dunia karena kaum laki-laki tidak bisa mencapai kata sepakat bahwa perdamaian dan keamanan bisa miliki arti yang berbeda, Tetapi sebuah organisasi peneliti yang berpusat di Teheran mengatakan pendapat Rafat Bayat itu tidak masuk akal dan bahwa dia berusaha mengalihkan perhatian internasional dari masalah dalam negeri dan kebijakan luar negeri Iran. Bayat menyampaikan komentarnya itu setelah Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bertemu di Wina untuk membahas program nuklir Iran yang kontroversial. IAEA sekarang memutuskan untuk menyerahkan laporan tentang program nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB yang akan mengambil tindakan. Iran mengatakan program yang dilakukan bertujuan damai dan Teheran tidak akan mengabaikan hak mereka untuk mengembangkan teknologi nuklir.
Presiden George Bush belum lama ini mengatakan bahwa demokrasi hanya bisa dicapai secara penuh apabila kaum perempuan berpartisipasi penuh di masyarakat. Dia mengatakan di negara-negara seperti Iran, Korea Utara dan Birma, hak perempuan ditekan. Banyak aktifis hak perempuan di Iran mengatakan dalam beberapa tahun terakhir kaum wanita di negara itu berhasil mencapai banyak kemajuan. Mereka menjadi lebih aktif di masyarakat dan di tempat kerja, dan sekarang sekitar 65% mahasiswa baru di universitas adalah perempuan.Tetapi para pegiat mengatakan hak wanita Iran masih terbatas dibandingkan dengan pria. Mereka mengatakan wanita tidak boleh mencalonkan diri sebagai presiden atau menjabat sebagai hakim.Perempuan juga tidak boleh mendapat hak penuh atas anak-anak mereka setelah bercerai, dan apabila mendapat warisan, mereka hanya berhak menerima separuh dari warisan yang diterima pria.
Sebagian pengacara hak perempuan mengatakan sejak Presiden Mahmoud Ahmadinejad berkuasa bulan Agustus lalu, mereka tidak melihat ada kemunduran dalam hal hak perempuan.Tetapi pada saat yang sama, mereka juga tidak melihat ada perubahan radikal yang mendukung kaum perempuan sejak Ahmadinejad menjadi pemimpin.
Mahbube Abbasqolizade, anggota lembaga swadaya masyarakat, Pusat Perempuan Iran mengatakan bahwa Kebijakan Presiden Ahmadinejad adalah wanita harus kembali aktif di rumah dan prioritas mereka adalah keluarga "Contohnya, dibawah pemerintahannya, Pusat Partisipasi Wanita diubah menjadi Pusat Wanita dan Masalah Keluarga. Beberapa aktifis juga mengatakan menteri kebudayaan dan panduan Muslim, Mohammed Hossein Saffar Harandi, memerintahkan wanita yang bekerja di kementeriannya untuk pulang sebelum jam 18.00 setiap hari karena harus mengurus keluarga mereka.
Tetapi Rafat Bayat membantah bahwa pemerintahnya berusaha membatasi kebebasan perempuan dan mengirim mereka pulang untuk mengurus keluarga. Dia mengatakan pemerintah ingin membantu para ibu yang bekerja jauh dari rumah untuk mengurus anak-anak mereka dengan memberi gaji lebih baik dan menawarkan kegiatan luar sekolah bagi anak-anak mereka.secara tidak langsung Pemerintah ingin mengatakan, 'Kami harus membantu keluarga, agar jika perempuan ingin bekerja, keluarga mereka tidak akan terlantar,"Kami tidak mengatakan keluarga sangat penting sehingga wanita tidak boleh keluar rumah dan bekerja."
Banyak aktifis hak perempuan di Iran mengatakan wanita di negaranya memiliki hak lebih besar dari perempuan di beberapa negara Arab. Tetapi mereka yakin wanita Iran akan semakin menuntut hak mereka sewaktu mereka semakin menyadari seberapa besar kemampuan mereka untuk memberikan sumbangan kepada masyarakat.
Pemerintah Iran selalu berusaha memperbaiki keadaan masyarakat Iran dengan cara membuka pendidikan polisi untuk muslimah-muslimah di Iran. Sebagaian besar anggota Polisi di Iran adalah orang-orang yang dilatih oleh Raja Reza Pahlevi untuk menumpas revolusi Islam di Iran; sehingga mereka selalu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Banyak kasus orang-orang yang tersangka atau orang-orang yang diduga terlibat melakukan kesalahan langsung dihukum oleh anggota-anggota Polisi untuk mengaku kejahatan-kejahatan mereka; sehingga banyak orang yang tidak berdosa atau banyak orang yang tidak bersalah terpaksa mengaku bersalah; karena tidak tahan disiksa oleh Polisi. Padahal sudah terdapat aturan bahwa Praduga Tidak Bersalah adalah Semua orang tidak bersalah; kecuali telah dibuktikan bersalah di dalam Pengadilan.
Polisi tidak dapat menyiksa seorang yang tersangka atau terduga terlibat kejahatan sampai dia mengaku bersalah. Jaksa Penuntut Umum harus dapat membuktikan seorang yang tersangka, terduga terlibat kejahtan berdasarkan fakta, saksi-saksi dan bukti-bukti yang kuat di dalam Pengadilan. Para hakim harus memutuskan seorang tersangka menjadi terpidana atau tidak terpidana berdasarkan fakta, saksi, bukti dan motiv; bukan berdasarkan sangkaan, dugaan, penyiksaan.



Wanita Iran Pasca Revolusi
Kehadiran Ayatullah Khomeini yang tampil dengan gagasan revolusioner, antiimperialisme, menjunjung tinggi nasionalisme, dan ajaran Islam pada dekade 1980-an membawa perubahan menyeluruh di negara Iran. Selain berhasil mengakhiri tradisi kerajaan sepanjang 2.500 tahun dan menggantinya dengan Republik Islam Iran, revolusi yang dilakukan Khomeini tidak hanya terbatas dalam bidang infrastruktur pemerintahan, melainkan juga memengaruhi nilai-nilai identitas nasional, sosial, politik, dan budaya.
Langkah menjunjung tinggi ajaran Islam ini diperkuat dengan adanya kebijakan dan penerapan hukum guna mengembalikan tatanan masyarakat Iran yang Islami. Kebijakan berupa penutupan klub malam, pelarangan alkohol, perjudian, pornografi, hingga kebijakan dalam bidang sosial, seperti revisi buku, lembaga pendidikan, menunjukkan bagaimana langkah menghapus unsur-unsur yang tidak Islami begitu gencar dilakukan Pemerintahan Iran.
Wanita Iran merupakan kaum yang merasakan pengaruh khusus dari tatanan negara Iran baru yang berlandaskan ajaran Islam. Salah satu bentuk gagasan Khomeini yang revolusioner ialah gagasan yang berbunyi: "Walaupun pria dan wanita mempunyai hak yang sama, tetapi terdapat perbedaan jasmani dan rohani antara wanita dan pria."
Perbedaan itulah yang menyebabkan wanita dan pria untuk saling menutupi kekurangan satu sama lain. Salah satu contohnya adalah lingkungan keluarga yang biasanya pria menghabiskan waktu lebih sedikit ketimbang wanita. Maka dari itu revolusi Islam Iran dengan nilai-nilai Islam mencoba untuk meningkatkan peran wanita dalam keluarga.
Para wanita dengan peran keibuan mereka dalam keluarga membesarkan dan mendidik anak-anaknya dan menyumbang pemuda-pemuda yang penuh dengan optimisme kemajuan kepada bangsa dan negara. Angka statistik pun telah menunjukkan kemanjuran peran wanita di keluarga setelah revolusi Islam Iran, yaitu pada 1979 angka pria dan wanita terdidik di Iran mencapai 71 persen dan 42 persen. Tetapi, kini angka tersebut menjadi 98 persen untuk pria dan 97 persen untuk wanita.
Republik Islam Iran yang kini telah berusia 29 tahun telah membuat Pemerintahan Iran mencapai keberhasilan yang begitu penting di tingkat regional, yaitu dengan mendobrak paradigma lama posisi wanita di negara-negara Islam. Paradigma lama memosisikan wanita sebagai harta yang dimiliki pria, yang menempatkan posisi pria lebih tinggi daripada wanita. Akibatnya, hanya kaum pria yang dapat memiliki kekuasaan dalam berbagai bidang, sementara wanita dianggap tidak cocok untuk terjun dan mempunyai peranan dalam berbagai bidang di masyarakat.
Tetapi, revolusi Islam Iran memberikan pemahaman yang berbeda tentang potensi-potensi kaum wanita yang sebenarnya. Dengan kembali kepada ajaran Islam yang luhur, seperti yang dicantumkan dalam syariat Islam, wanita Iran pada hakikatnya telah mendapatkan peranan yang lebih aktif di Republik Islam Iran.
Dengan adanya landasan ideologi mengenai wanita dan perempuan di samping memiliki hak-hak yang sama dapat menutupi kekurangan satu sama lain, yang sesuai dengan hukum Islam, kaum wanita mendapatkan peran dan posisi yang semestinya pada kehidupan berbangsa. Itu memungkinkan peranan wanita yang lebih besar dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, teknologi, budaya, dan kesenian di Iran.
Dengan sistem republik Islam yang mengizinkan wanita ikut serta dalam dunia perpolitikan, Iran mendobrak hegemoni negara-negara Timur Tengah yang cenderung hanya menempatkan pria di kursi pemerintahan. Proses demokratisasi telah membuat Pemerintah Iran memberikan aksesibilitas terhadap kaum wanita yang selama ini dianggap inferior dan tidak mampu memangku jabatan penting di pemerintahan.
Kehadiran para wanita di lembaga kepresidenan, parlemen, serta dewan kota dan desa di seluruh Iran memiliki dampak positif. Yang utama ialah tersalurkannya aspirasi kaum wanita Iran.
Pada pertengahan tahun 1990-an terjadi perubahan hukum perceraian yang lebih memihak wanita. Hukum perceraian yang awalnya lebih menguntungkan pria berganti menjadi lebih adil karena memungkinkan istri yang diceraikan mendapatkan ganti rugi atas pekerjaan rumah tangga yang telah dilakukannya.
Perubahan lain yang tak kalah penting mengenai hak kaum wanita juga terjadi dalam bidang pendidikan. Hal ini diwakili dengan dihapuskannya peraturan yang membatasi pemilihan jurusan oleh wanita di tingkat universitas. Para wanita yang sebelumnya tidak dapat mendaftar ke beberapa jurusan di universitas, seperti jurusan hukum karena adanya aturan bahwa jurusan tersebut hanya untuk kaum pria, saat itu sudah dapat mendaftar ke berbagai jurusan yang sesuai dengan kehendak mereka. Bahkan, kini terdapat universitas yang khusus bagi kaum perempuan di Iran, seperti Universitas Al-Zahra. Dihapuskannya aturan yang mendiskriminasikan kaum wanita Iran dalam mengenyam pendidikan tentunya sejalan dengan landasan persamaan derajat antara pria dan wanita yang tertuang di dalam Alquran dan dipertegas dalam mukadimah Konsitusi Republik Islam Iran.
(www.wikipedia.org)

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL


Dalam pandangan awan setiap perubahan yang terjadi pada masyarakat disebut dengan perubahan sosial. Apakah perubahan itu mengenai pakaian, alat transportasi, pertambahan penduduk, ataupun tingkah laku anak muda.
Pada beberapa pemikir terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan, budaya dan perubahan sosial. Perubahan peradaban biasanya dikaitkan dengan perubahn-perubahan elemen atau aspek yang lebih bersifat fisik, seperti transportasi, persenjataan, jenis-jenis bibit unggul yang ditemukan, dan sebagainya. Perubahan budaya berhubungan dengan perubahan yang bersifat rohani seperti keyakinan, nilai, pengetahuan, ritual, apresiasi seni, dan sebagainya. Sedangkan perubahan sosial terbatas pada aspek-aspek hubuingan sosial dan keseimbangannya. Meskipun begitu perlu disadari bahwa sesuatu perubahan di masyarakat selamanya memiliki mata rantai diantaranya elemen yang satu dan eleman yang lain dipengaruhi oleh elemen yang lainnya.
Berikut adalah teori yang membahas tentang perubahan sosial Untuk itu, terlebih dahulu perlu dicatat bagaimana tingkat dan sifat peralihan dari perubahan itu sendiri di masyarakat. Pada masyarakat yang tergolong bersahaja relativ jarang dan lamban terjadinya perubahan-perubahan. Pada masyarakat semacam itu elemen-elemen dasarnya seperti trdisi, ritual dan hirarki sosial yang berlangsung, biasanya dipegang kuat oleh para warganya secara bersama-sama.
Pada masyarakat yang lebih kompleks dan modern, seperti amerika serikat dan Negara eropa barat, arus perubahannya cepat dan itu juga sebenarnya mencemaskan mereka. Apa yang mereka puja seperti benda-benda aksesoris begitu cepat menjadi ketinggalan jaman. Sebelum mereka selesai membayarnya barang itu sudah menjadi ketinggalan jaman.
Mengenai kecepatan perubahn sosial, mungkin dipengaruhi oleh kontak budaya yang drastis Sebagaimana di oseania. Pergolakan revolusi dan gerakan emansipasi sertapenemuan-penemuan baru dibidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Perubahan sosial jika dilihat dari sebabnya menurut WJH spott ada perubahan yang datangnya dsri luar, seperti visi, pendudukan, kolonialisme dan termasuk juga wabah penyakit. Disamping itu ada perubahan yang datangnya dari dalam dan perubahan ini dibagi menjadi dua yaitu perubahn episode dan perubahan terpola. Perubahan episode adalah perubahan yang terjadi sewaktu-waktu biasanya disebabkan oleh kerusuhan atau penemuan-penemuan. Sedangkan perubahn terpola adalah perubahan yang memeng direncanakan atau diprogramkan sebagaimana yang dilakukan dalam pembangunan. Dari berbagai macam sebab perubahan sosial, semuanya bias dikembalikan pada tiga factor utama yaitu: faktor fisik dan biologisw,faktor tekhnologi, dan faktor budaya.

Posisi pendidikan dalam perubahan sosial
Sesuai dengan pernyataan Eisenstadt, institusionalisasi merupakan proses penting untuk membantu berlangsungnya transformasi potensi-potensi umum perubahan sehingga menjadi kenyataan sejarah. Dan pendidikanlah yang menjadi salah satu institusi yang terlibat dalam proses tersebut. Pendidikan adalah suatu institusi pengkonservasian yang berupaya menjembatani dan memelihara warisan-warisan budaya masyarakat. Disamping itu pendidikan berfungsi untuk mengurangi kepincangan yang terjadi dalam masyarakat.
Pendidikan harus dipandang sebagai institusi penyiapan anak didik untuk mengenali hidup dan kehidupan itu sendiri, jadi bukan untuk belajar tentang keilmuan dan keterampilan karenanya yang terpenting bukanlah mengembangkan aspek intelektual tetapi lebih pada pengembangna wawasan, minat dan pemahaman terhadap lingkungan social budayanya.

pemikiran nurcholis madjid

NURCHOLISH MADJID, lahir di Jombang, 17 Maret 1939 (26 Muharram 1358), dari keluarga kalangan pesantren. Pendidikan yang ditempuh: Sekolah Rakyat di Mojoanyar dan Bareng (pagi) dan Madrasah Ibtidaiyah di Mojoanyar (sore); Pesantren Darul 'Ulum di Rejoso, Jombang; KMI (Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyah) Pesantren Darus Salam di Gontor, Ponorogo; IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta (Sarjana Sastra Arab, 1968), dan Universitas Chicago, Illinois, AS (Ph.D., Islamic Thought, 1984).
Aktif dalam gerakan kemahasiswaan. Ketua Umum PB HMI, 1966-1969 dan 1969-1971; Presiden (pertama) PEMIAT (Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara), 1967-1969; Wakil Sekjen IIFSO (International Islamic Federation of Students Organizations), 1969-1971. Mengajar di IAIN Syarif Hidayatullah, 1972-1976; dosen pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah, 1985-sekarang; peneliti pada LIPI, 1978-sekarang; guru besar tamu pada Universitas McGill, Montreal, Canada, 1991-1992. Fellow dalam Eisenhower Fellowship, bersama isteri, 1990.
Ia banyak menulis makalah-makalah yang diterbitkan dalam berbagai majalah, surat kabar dan buku suntingan, beberapa diantaranya berbahasa Inggris. Buku-bukunya yang telah terbit ialah Khazanah Intelektual Islam (Jakarta, Bulan Bintang/Obor, 1984) dan Islam, Kemodernan dan Keindonesiaan, suntingan Agus Edy Santoso (Bandung, Mizan, 1988). Sejak 1986, bersama kawan-kawan di ibukota, mendirikan dan memimpin Yayasan Wakaf Paramadina, dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada gerakan intelektual Islam di Indonesia. Buku ini adalah salah satu hasil kegiatan itu. Dan sejak 1991 menjabat Wakil Ketua Dewan pakar Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI).
Nurcholish, anak yang bercita-cita menjadi masinis kereta api ini menyukai pelajaran ilmu alam dan berhitung. Selesai dari Fakultas Adab (Sastra dan Budaya Islam) IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, ia melanjutkan ke Universitas Chicago selama enam tahun. Di sanalah Cak Nur, panggilan akrab Nurcholish, dengan baik mempertahankan disertasinya, “Ibn Taymmiyya on Kalam and Falsafa”.
Sebelum ke Amerika, Nurcholish Madjid sudah dikenal sebagai tokoh pembaru Islam. Fiqh, akidah, akhlak, dan tasawuf, sebagai landasan berpikir umat Islam masa kini, dinilainya tidak memadai lagi. Karena itu, perlu sedikit diubah. Fiqh, misalnya, ia anggap sudah tidak relevan. Hukum fiqh yang ada sekarang adalah jawaban Islam melalui pemeluknya terhadap tantangan zaman waktu dulu.
Nurcholish mengaku mencita-citakan Negara Pancasila secara utuh. Tetapi ia menyayangkan bahwa baru hanya sila ketiga (Persatuan) yang relatif sempurna pelaksanaannya. Masyarakat kita lebih bersatu daripada berketuhanan, daripada bermusyawarah, dan daripada berkeadilan sosial, ujar Cak Nur yang pernah menjadi presiden Persatuan Mahasiswa Islam Asia Tenggara (Permiat).
Bulan Maret 1985, Nurcholish berbicara di depan diskusi Tantangan Umat Beragama pada Abad Modern. Agama memang suprarasional, kata penulis buku Khasanah Intelektual Islam itu, tetapi tidak berarti bertentangan dengan rasio. Agama yang tidak bisa bertahan terhadap ilmu dan teknologi dianggapnya bukan agama lagi.
Pendiri organisasi mahasiswa internasional IIFSO ini menggemari elektronik sejak kecil. Karena sibuk sebagai staf peneliti Deputi IPSK-LIPI, Nurcholish tidak bisa lagi menekuni kegemarannya itu.
Di bawah ini adalah pemikiran Nurcholis Madjid yang dinyatakan sebagai tokoh "Pembaharu Islam". Di antaranya semua agama sama benarnya,nikah beda agama boleh, peraguan kebenaran al Qur'an, hukum jilbab, dsb. Bahkan dia termasuk tokoh yang berperan dalam pembentukan Fikih Lintas Agama serta pembuatan tafsir Al Qur'an dengan paham Liberal. Polemik mengenai pikiran Nurcholish Madjid sudah berlangsung sejak 1970-an ketika ia melontarkan gagasan tentang sekularisasi, yang kemudian dibantah oleh Prof Dr HM Rasjidi, mantan Menteri Agama RI yang pertama. Para penentang keras lainnya tercatat nama-nama: Endang Saefuddin Anshari, Abdul Qadir Djaelani, Hartono Ahmad Jaiz, Adian Husaini, Daud Rasyid, Abu Ridho dan Muhammad Yaqzhan, Hidayat Nur Wahid, Adnin Armas, Syamsuddin Arif, Hamid Fahmi Zarkasyi (tiga nama terakhir bukan langsung menghadapi Nurcholish namun mengkritrik pemahaman model Nurcholish) dan masih banyak nama lainnya. Hidayat Nur Wahid, waktu awal-awal baru pulang dari Madinah tahun 1992, termasuk penentang Cak Nur, tapi belakangan ini tidak, bahkan ketika wafatnya Nurcholish Madjid, Senin 29 Agustus 2005, HNW yang jadi ketua MPR menyampaikan kata-kata yang banyak mengandung pujian lewat radio swasta di Jakarta. Kritikan lewat pengajian-pengajian pun banyak, di antaranya dilakukan oleh KH Abdul Rasyid AS, KH Ahmad Kholil Ridwan, H Husen Umar, Abdul Hakim Abdad, Zainal Abidin dan mubaligh-muballigh Jakarta lainnya. Dari Bandung, ada KH Athian Ali Da’i, Heddy Muhammad, dan lain-lain.
Bagaimana sebenarnya cara kerja Nurcholis Madjid? Dia punya ide besar tapi kita yakin itu tentu bukan ide pribadi dia. Apakah dia itu seorang yang bergerak sendiri atau bergerak dengan masyarakat tapi yang jelas dia bukan politikus. Bagaimana cara Nurcholis Madjid mengembangkan masyarakat? Cak Nur itu kecenderunganya seorang soliter, orang yang menyendiri. Dalam kesendirian itu dia memproduksi beberapa gagasan-gagasan sehingga tidak ada hubungan patron claint sebelumnya. Kalau pun orang simpatik, dekat pada Cak Nur itu karena kedekatan pemahaman, simpatik pada gagasannya. Bukan karena hubungan sangat pribadi. Ini beda dengan dunia kepartaian atau kyai dan santri. Cak Nur berbeda. Ini juga terlihat sejak di Universitas Paramadina maupun ketika meninggalnya pada tahun 2005 silam. Banyak orang datang dari berbagai lapisan karena simpatik pada pribadinya dan juga pikiran-pikirannya. Yang memberikan kekhasan pada Cak Nur itu, ia mempunyai dua aspek yang menonjol. Jadi kepribadian didukung intelektulitas. Intelektualitas dan kepribadiannya sangat menyatu. Konsistenlah kepribadiannya. Cak Nur sebagai Guru Bangsa dan bangsanya adalah Indonesia maka otomatis menjadi figur yang sangat penting di dunia. Apalagi sekarang Islam pada persimpangan jalan dalam pandangan orang-orang. Bagi masyarakat awam dan terutama di luar negeri sebetulnya ada dua istilah yang sering dipakai, dilempar-lempar tanpa orang mengerti implikasinya yaitu pluralisme dan sekularisme karena dianggap jelek. Bagaimana pluralisme dan sekularisme dalam hubungannya dengan pikiran Cak Nur?
Pertama sekularalisme, di dalam teori sosial politik filsafat kata itu menimbulkan multi interpretasi. Kita sering mengatakan sekuralisme itu sebagaimana Amerika, anti-Tuhan. Kalau sekuralisme dalam arti kedekatan urusan politik secara profesional dan kompetensi, ada benarnya juga sehingga kemudian agama diposisikan pada posisi yang anggun, yang tidak terkontiminasi oleh konflik politik. Dalam pengertian itu mungkin seperti Vatikan yang mengambil jarak dari politik praktis. Tapi sekularalisme dalam kontek Islam yang dimaksudkan Cak Nur tidak seperti itu. Itu hanya sebagai antitesis terhadap proses sakralisasi partai politik. Waktu itu Parpol disakralkan maka sekularisme dalam pengetian itu lebih tepat diletakan, maksud Cak Nur. Pemilu kemarin membenarkan tesis Cak Nur. Kalau orang memilih partai bukan karena semata Islamnya tapi karena visi dan programnya. Hasil penelitian, orang memilih PKS bukan karena PKS Islam tapi karena efesien dan bersih. Jadi walaupun memakai simbol Islam tapi ketika tidak didukung kompetensi dan intergritas tidak akan laku. Dalam pengertian ini maka, sekularisasi yang dimaksud Cak Nur itu lebih poporsional.
Kedua pluralisme, pluralisme itu satu paham yang muncul dari wacana ilmu sosial bahwa di dalam masyarakat yang plural kita mencari titik-titik temu untuk menciptakan perdamaian-perdamaian, memajukan bangsa bersama. Bukan mengidentikan, menyamakan semua agama. Ini yang lagi-lagi sering disalah pahami.
Pesan-pesan Cak Nur: Pertama, dia selalu mendorong untuk menjadi pendegar yang baik. Kalau kita punya pendapat sampaikan dengan baik dan santun. Kedua, sampai menjelang akhir hayatnya, Cak Nur selalu berpikir tugas pemimpin apa pun adalah membela dan membahagiakan rakyat. Jadi ukurannya adalah bagaimana perilakunya, pikirannya untuk membela rakyat. Ketiga, tunjukan bahwa Islam itu agama yang menjunjung tinggi perdamaian. Sebab, tidak mungkin peradaban dibangun tanpa ada perdamaian dan intelektualitas serta intergritas. Jadi ada tiga yang menonjol. Satu, kapasitas intelektual, dan kedua ditopang dengan integritas, dan ketiga berdamai. Untuk menciptakan damai orang harus taat pada hukum kemudian cinta kepada ilmu pengetahuan, dan mengembangkan kepribadian. Ini yang salalu diulang-ulang oleh Cak Nur dan yang dimaksud itu relevan untuk kita semuanya.

REFERENSI:
http://download.ymci.web.id/pakdenono/content/pakdenono1/web_offline/media.isnet.org/ISLAM/Paramadina/CakNur.html. (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.mail-archive.com/is-lam@milis.isnet.org/msg01040.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.mail-archive.com/is-lam@milis.isnet.org/msg01109.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Tokoh&id=98215 (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/05/30/nrs,20040530-05,id.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/Nurcholis_Madjid (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0303/08/nas07.html (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

http://grelovejogja.wordpress.com/2007/06/01/adnin-armas-ma-sekularisme-nurcholis-madjid-jiplak-ide-harvey-cox/ (yang di akses pada tanggal 2 mei 2008)

kapita selekta pendidikan islam

DIDKRIPSI KAJIAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM
Paradigma Pendidikan Islam Alternatif.
Bangsa yang sedang membangun amat membutuhkan manusia yang kreatif. Pendidikan harus dinamis dan menjadi obor dalam berpacu menghadapi perubahan sosial. Menurut ajaran Isalam Allah lah pemilik tunggal ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang diberikan kepada manusia hanya merupakan sebagian kecil ilmuNya, namun manusia diberi kebebasan seluas-luasnya. Peradaban dunia modern telah mengekspresikan berbagai kekhawatiran akan masa depannya. Munculnya tekhnologi persenjataan baru, telah membuat manusia semakin pesimistis. Dalam dunia yang penuh dengan kontradiksi itu, di masa dating akan ditandai oleh kuatnya hegemoni dan dominasi bangasa yang mempunyai nilai lebih dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Karena itu tantangan yang mendasar bagi pendidikan Islam saat ini adalah mencari system pendidikan alternative sebagai sintesa dari berbagai system pendidikan yang pernah ada. Dengan menitik beratkan pada spek afektif yang seimbang dengan aspek kognitif , pendidikan islam juga memadukan secara harmonis pendidikan formal, nonformal dan informal.
Sementara itu penulis muslim mengatakan bahwa dalam terminologi Islam, mencari ilmu bukanlah untuk mencari hidup melainkan untuk menyelami hakikat kebenaran dan mendidik akhlaq serta moral (Khalifah:1977)
Di sinilah letek perbedan yang mencolok antara pendidikan Islam dengan sistem pendidikan lainnya. Yusuf qardawi merinci ciri khas pendidikan Islam, seperti yang terlihat dalam praktek pendidikan Ikhwanul Muslimin di Mesir yamg meliputi:tekanan pada segi keTuhanan, sempurna dan lengkap, keserasian dan keseimbangan, bersifat kreatif dan konstruktif, persaudaraan dan kesetiakawanan, beridentitas dan berdedikasi.(Qardawi:1980)
Paradigma Islam dan Konteks Perkembangan IPTEK
ada dua ekstrimitas respon manusia apabila kepadanya diajukan ramalan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa depan. Ekstrim pertama akan melihat kecenderungan tersebut secara utopistik, bahkan optimis yang berlebihan bahwa memang begitulah keadaan yang seharusnya terdapat di dunia modern. Mereka menganggap iptek sebagai variabel perubahan yang bersifat mutlak dan domonan. Anggapan lain melihat perkembangan secara disutopistik, pesimis dan cemas secara berlebihan. Mereka melihat perkembangan iptek sebagi sumber bencana bvagi masa depan.
Kedua pandangan tersebut jelas bukan merupakan pandangan yang sehat dan proporsional. Pandangan yang proporsional, dapat dikembangkan apabila dilasndasi oleh pandangan dasar yang menempatkan iptek tetap sebagi alat bagi manusia untuk berinteraksi dengan diri dan lingkungannya. Ramalan perkembangan iptek yang diuraikan beranjak dari asumsi bahwa kecederungan perkembangan yang terjadi sampai saat ini berlangsung terus-menerus tanpa adanya perubahan kecenderungan yang berarti. Perubahan dimungkinkan terjadi karena adanya dua halyaitu perubahan oleh intervensi sejarah dan perubahan oleh kecelakaan sejarah.
Perubahan oleh intervensi sejarah terjadi karena adanya kesadaran universal manusia akan kehidupannya, akan masa depannya, dan terutama akan spesiesnya. Dan perubahan oleh kecelakaan sejarah terjadi karena faktor eksternal manusia, yaitu berupa buah dari perkembangan tekhnologi itu sendiri yang menginterupsi sejarah peradaban manusia.
Pengkajian tentang perab Islam bagi kehidupan modern sudah amat sering dilakukan. Namun pertanyaan yang masih btetap tersisa adalahpada sisi operasionalnya. Hal ini terjadi karena sebagian besar pengkajian yang dilakukan lebih menggunakan pendekatan normatif daripada pendekatan analitik oiperasionalnya.
Ada tiga langkah stategi untuk dilakukan oleh umat Islam, berkaitan dengan kecenderungan perkembangan iptek. Pertama, perlunya perumusan paradigma (filsafat) keilmuan dan ketekhnologian yang manusiawi dan yang mempunyai akar Ilahiyah. Kedua, perlunya dirumuskannya etika tentang pengembangan dan penerapan iptek yang disinari pada nilai-nilai religi. Perlunya dikembangkan etos bagi cendikiawan muslim dan mengejar ketinggalan umat di bidang ilmu. Ketiga strategi tersebut adalah jawaban langsung atas problematika yang dihadapi oleh umat sekaligus bangsa Indonesia yang berupa ketinggalan dan ketergantungan pada negara maju.
Ketiadaan etika perkembangan dan penerpan iptek yang merupakan kekuatan pengendali bukan sekedar menjadikan perkembangan iptek makin menjauhi nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai Ilahiyah, namun dalam praktek menjadikan umat dan cendikiawan muslim dalam status kebingungan yang berkepanjangan. Ketinggalan umat dan bangsa dalam penguasaan iptek, disamping oleh sebab-sebab eksternal, terutama karena lemahnya etos para ilmuwan dalam mempelajari perkembangn iptek.
Selain apa yang dikemukakan di atas, ada dua agenda akabar yang perlu dilakukan umat islam. Yang pertama menyangkut masalah ijtihad dan kedua menyangkut masalah pendidikan umat. Akhir-akhir ini sudah sering dipertanyakan mengenai terlalu sempitnya kawasan ijtihad yangv dilakukan umat yang hanya membatasi pada masalah-masalah keagamaan dalam makna sempit.
Tuntutan kemajuan peradaban manusia telah menyadarkan kita bahwa sudah tiba waktunya dilakukan upaya serius kontektualisasi (operasionalisasi) Islam dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam bidang iptek maka ijtihad dilakukan terutama dalam pengembangan rumusan paradigmatik dan etika perkembangan dan penerapan iptek di atas. Dalam bidang pendidikan, beberapa agenda perlu dilakukan pila sosialisasi paradigma keilmuan dan ketekhnologian yang manusiawi di atas perlu mendapt porsi yang cukup dalam proses pendidikan sejak dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Disamping sosialisasi paradigama ke iptekan di atas sosialisasi ke iptekan juga perlu mendapat porsi dalam proses pendidikan.(Pratiknya:60)
Pendidikan Islam dan Konteks Perubahan Sosial
Pendidikan dan masyarakat merupakan dua variabel yang sulit dipisahkan. Hubungannya, dalam term figerlind bersifat dialektis. Bagaimana agar pendidikan itu tidak hanyut oleh dinamika peribahan, tetapi ia mampu memerankan dirinya sebagai agen perubahan itu sendiri. Adolphe E. meyer menyatakan bahwa antara poendidikan dam ,asyarakat itu saling merefleksi. Hubungan antara keduanya tidak bersifat linier melainkan hubungan timbal balik (mutual simbiosis).
Permasalahan yang muncul adalah bagaimana pendidikan termasuk pendidikan Islam akakn memepersiapkan outputnya dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus melaju sehingga mereka bisa menghadapi perubahan yang terjadi dalam masyarakat tersebut, bisa berperan mewarnai serta bisa terakomodasikan dalam semua sektor masyarakat tersebut.
Perubahan sosial sebagaimana telah dinyatakan di atas merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pendidikan sebagai aspek kehidupan yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat, juga harus terlinat dalam aris perubahan tersebut. Tinjauan dari berbagai segi membuktikan bahwa manusia memang dituntut untuk mengembangkan kreativitas dalam hidupnya. Perbedaan mendasar antara manusia dan hewan menuntut manusia untuk menumbuhkan kreativitasnya.
Kerativitas (creativity) berasal dari kata kerja create yang artinya make some thing new or oroginal. Rodhes melihat kreativitas dari empat dimensi yaitu person, process, press, product. Keempat faktor ini saling berkaitan, pribadi (person) yang kreatif melibatkan diri dalam proses (process) kreativ dan didukung oleh dorongan (press) dari lingkungan sehingga menghasilkan produk (product) yang kreatif. Dari dimensi person, tindakan atau action seseorang dikatakan kreatif bila terjadi interaksi antara tiga atribut (intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian atau motivasi). Dimana intelegensi ditandai dengan kemampuan verbal, pemikiran lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan masalah, penyusunan strategi, representasi mental, ketrampilan mengambil keputusan, keseimbangan, dan integrasi intelektual.
Untuk menjadi kreatif, menurut teori di atas diantaranya diperlukan kecerdasan (intelegensi). Butur-butir tujuan pendidikan nasional, sebagaimana dalam UUSPN, diantaranya dinyatakan bertujuan “mencerdaskan kehidupan bangsa” . kecerdasan yang sering disebut juga intelegensi adalah istilah yang melukiskan kemampuan manusia untuk melihat dan mengetahui problema serta memecahkannya dengan sukses, dan kemampuan untuk mempelajari dan menyesuaikan prilaku dengan lingkungan yang mempunyai bermacam aspek dan coraknya. Secara fungsional, intelegensi menurut teori Binnet merupakan kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan.
Secara substabnsial manusia terdiri atas unsur-unsur badan, akal, dan ruh. Aspek mana dari ketiga unsur tersebut yang paling dominan dalam mengoptimalkan kecerdasan dan pada gilirannya mempenngaruhi kreativitas seseorang dengan eksisnya akal, manusia berbeda dengan mahluk lain. Kecerdasan yang dalam bahasa inggrisnya diistilahkan intelegence, merupakan potensi kejiwaan yang berbicara tentang benar dan salah, barbeda dengan perasaan yang berbicara tentang baik dan buruk.
Perkataan akal, yang telah menjadi perbendaharaan bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Arab al-‘aql yang mempunyai arti alat berfikiratau daya berfikir. Dalam lisan al-‘arab dijelaskan bahwa al-‘aql mempunyai arti al-hijr(menahan), al-nuha (kebijaksanaan), dan ‘iqal (ikatan). Istilah akal sering disepadankan dengan istilah qalb yang diindonesiakan hati. Akal sebagai daya berfikir ini, meripakan kesatuan organik antara rasio dan intelek. Dengan demikian manusia dikatakan cerdas bila ia mampu mengginakan akalnya sebagai daya fikir yang pada gilirannya mampu memahami, mengerti, dan memecahkan suatu realitas dengan tepat. Bagaimana agar akal manusia tersebut menjadi cerdas maka ia perlu mengoptimalkan dengan kata lain membutuhkan pembelajaran.
Kecerdasan merupakan potensi pembawaan seseorang sejak lahir. Oleh karenanya secara teoritis sana bagi setiap orang. Perkembangannya akan tergantung pada interaksi individu yang bersangkutan dengan lingkungannya. Manusia sebagai khalifah di bumi ini keberadaannya disampinh sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial. Dari konsep inilah pendidikan bisa dilihat dari dua pendapatan, yaitu pendekatan yang berangkat dari keberadaan manusia sebagai mahluk individu yang melihat pendidikan sebagai pengembangan potensi yang terpendam dan tersembunyi; dan pendekatan yang berangkat dari manusia sebagai mahlik sosial melihat penddidikan sebagai warisan kebudayaaan dari generasi kegenerasi agar hidup bernasyarakat tetap berkelanjutan.
Dua pendekatan tersebut hendaknya berjalan secara simultan sebab jika tidak akan menimbulkab pola yang ekstrim. Dengan demikian pengetahuan merupakan dasar bagi proses berfikir. Pengetahuan itiu dapat merupakan pengalaman langsung maupun tidak langsung. Bantuan ilmu lain psikologi khususnya sangat diperlukan dalam penilihan materi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan peserta didik. Disanping itu ingatan yang baik perlu dimiliki dalam rangka optimalisasi kecerdasan, sebab ingatan berfungsi sebagai penyimpan berbagai pengetahuan yang sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan.
Islam sangat menghargai pemanfaatan akal secar optimal. Jika ajaran-ajarannya dipulah menjadi dua, yaiyu ajaran yang absolut dan ajaran yang relatif, maka prosentasenya adalah 5% untuk yang pertama dan lebihnya 95% untuk yang kedua. Secara metodologis, islam menawarkan konsep cara mengoptimalkan akal dalam bentuk yang eksplisit baik Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Tentang metode nabi menjelaskan bahwa “Khtibu al-nas daqr ‘uqulihim” (ajaran mereka sesuai dengan tingkat intelektualnya). Ingatan dan kelupaan juga merupakan variabel yang sangat penting dalam sebuah pembelajaran.(Kholiq;2001:308)
Pendidikan Islam Sebagai Paradigma Pembebasan
Pendidikan merupakan bagian trpenting dari kehidupan sekaligus sekaligus ang dapat membedakan manusia dengan hewan. Pandangan klasik tentang pendidikan pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungsi sekaligus yaitu: pertama, menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu di masa dating, kedua, mentransfer pengetahuan, ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan masyarakat sebagai syarat dalam kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban.
Dalam perkembangan berikutnya ekstensifikasi pengertian pendidikan itu sejalan dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Dari sinilah lahir dua fungsi suplementer yaitu untuk melestarikan tatanan social dan datanan nilai yang ada dalam masyarakat dan sekaligus sebagai agen pembaharuan. Menurut pendapat Vebrianto fungsi pendidikan nasional ada emapat yaitu:
1. transmisi cultural, pengetahuan, sikap, nilai dan norma
2. memilih dan mengejarkan peranan social;
a. mengembangkan fasilitas untuk mengajarkan bermacam-macam spekulasi
b.harus mengusahakan agar jumlah manusia yang terlatih dan memiliki spesialisasi sesuai dengan kebutuhan
c. harus mengembangkan mekanisme untuk menyesuaikan talen dan bakat anak didik dengan spesialisasi
3. menjamin integrasi nasional
4. mengadakan inovasi-inovasi social(vebrianto:1981)
Pandangan di atas bertitik tolak dengan landasan agama. Eksistensi agama dalam kaitannya dengan pendidikan lebih bersifat implicit terutama dalam kaitannya dengan nilsi-nilai. Konsepsi pendidikan islam tidak hanya melihat bahwa pendidikan itu sebagai upaya mencerdaskan semata melainkan sejalan dengan konsepsi islam tentang manusia dan hakikat eksistensinya.
Ajaran-ajaran islam banyak yang relevan denga pribsip-prinsip pendidikan. Secara diduktif dalam Al-Qur’an maupun Hadits dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia menempatkan posisi yang sentral dan relevan dalam kependidikan karena: manusia itu makhlik yang berakal, manusia yang dapat belajar dan dididik serta dapat membaca, makhluk wicara yang dapat mengkomunikasikan idenya, dan makhluk yang dapat berhitung. Namun dengan keempat potensi itu saja pendidikan islam tidak berbeda dengan pendidikan pada umumnya.
Pendidikan islam berbeda dengan pendidikan barat sekuler terutama karena pendidikan islam tidak hanya didasarkan atas hasil pemikiran manusia dalam menuju kemaslahatan atau humanisme universal. Konsepsi islam tentang pembebasan sesuai dengan misi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ajaran tauhid sebgai salah satu kunci pokok dalam islam, dengan jelas menunjukkan tidak ada penghambaan kcuali pada Allah Yang Maha Esa.
Penyimpangan dari agama pada umumnya lebih merupakan akibat dari rasa ketidaksenangan karena perampasan otonominya untuk mensubordinasikan sesamanya.hal ini dapat menjadi semakin jelas jika kita kembali pada ingatan pada sejrah pertumbuhan agama, seperti yang dikemukakan oleh murtadha bahwa pertama, agama dalah produk rasa takut, kedua, agama adalah produk kebodohan ketiga, agama adalah pendambaan pada keadilan dan keteraturan dan keempat agama menurut kaum marxis adalah untuk kepentingan kelas penindas agar dapat mempertahankan kedudukan dan kekuasaannya.(Matahhari:1984)
Evolusi agama tersebut meskipun masih diperdebatkan namun pada butir ketiga jelas bahwa agama itu sendiri mencakup paradigma pembebasan. Pendidikan islam sebagi satu pranata social juga sangat terikat dengan pandangan islam tentang hakikat keberadaan manusia. Pemilikan ilmu dalam pandangan islam diharapakan mampu memupuk dan mempertebal keimanan.
Paulo freire mengkritik pendidikan gaya bank yang mencerminkan masyarakat tertindas secar keseluruhan yang menunjukkan kontradiksi: (a) guru mengajar murid belajar, (b) guru mengetahui sesuatu murid tidak tahu apa-apa (c)guru berfikir murid difikirkan(d) guru bercerita murid mendengarkan (e)guru mengatur murid diatur (f)guru memilih dan memaksakan kehendaknya sedangkan murid menyetujui (g)guru memilih bahan dan isi pelajaran dan murid menyesuaikan dengan pelajaran (h)guru mencampuradkkan kewenangan ilmu dan jabatan untuk menghalangi kebebasan murid (i)guru adalah subyek dan murid adalah obyek proses belajar mengajar.
Keprihatinan terhadap kaum tertindas mendorong Freire untuk berbuat sesuatu dan mengantisipasi karena prihatin dengan masa depan kemanusiaan. Untuk mencari dan mendapatkan kebebasan itu perlu ditemukan sumber penyebab terjadinya penindasan kemudian melakukan tindakan perubahan untuk terbentuknya manusia yang seutuhnya. Sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa masa renaissance unsure yang paling utama diambil adalah tuntutan kebebasan dan pembebasan dari berbagai ikatan dan halngan agar perkembangan manusia terwujud dengan leluasa.(Sutjadmoko:1984)
Kebebasan yang dimaksud tentu ada batasnya, kebebasan tanpa batas akan membentur hak orang lain dan pada akhirnya menimbulkan anrkhi. Pendidikan Islam tujuan akhirnya adalah mengarahkan agar anak didik menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Mengikuti perintah Tuhan seperti yang di maksudkan dalam surat ar-Ra’du 11, berarti pendidikan Islam menghendaki agar manusia yang dimaksud memiliki percaya diri sehingga mampu mengubah nasib.

DAFTAR PUSTAKA
Huda, nurul; 2001. Paradigma Pendidikan Islam.Yokyakarta. Pustaka Pelajar
Vebrianto;1981.Beberapa Aspek Pembaharuan Sistem Pendidikan Islam.makalah dalam dfiskusi pembaharuan pendidikan nasional.
Muhaimin;2001. Paradigma Pendidikan Islam.Bandung. Rosda.
Karim rusli. Paradigma Pendidikan Islam Sebagai Upaya Pembebasan Manusia

akhLaQ MadzMUmaH

Sering kali kita ketahui berbagai macam penyakit masyarakat da media massa. Yang dimaksud dengan penyakit masyarakat adalahsegala macam perbuatan manusia yang tidak disenangi oleh manusia atau masyarakat yang akan mendatangkan kerugian dan bencana, baik bagi pelaku, koeban, maupun masyarakat. Sifat-sifat tercela banyak bentuknya diantaranya adalah:
mencuri dan merampok
mencuri adalah mengambil harta orang lain dengan sembinyi-sembunyi dari tempat penyimpanan, sedangkan merampok disertai dengan kekerasan. Adapun bahay mencuri bagi pelakunya adalah:
hidupnya tidak akan tenang dan mengalami kegelisahan batin
jika tertangkap ia kan dijatuhi hukuman
akan mencemarkan nama baiknya
dapat merusak imannya
sedang bahaya mencuri bagi orang lain adalah:
a. kerugian dan kekecewaan
b. jiwa akan terancam karena pelaku biasanya bertindak kekerasan
c. tatanan masyarakat akan lemah
membunuh
membunuh adalah perbuatan yang mengakibatkan matinya seseorang, baik dilakukan dengan sengaja maupun tidak, dengan alat yang mematikan atau tidak.
Bahaya pembunuhan bagi pelaku pembunuhan tidak jauh beda dengan dampak dari pencurian, ia akan dikenakan hukuman. Sedangkan bagi orang lain adalah hilangnya stabilitas keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, serta dapat menimbulkan balas dendam bagi keluarga korban. Selai membunuh orang lain Allah juga melarang manusia untuk membunuh dirinya, misalnya dengan gantung diri, terjun ke jurang dan gedung bertingkat, minum racun dan sebagainya.
asusila
asusila adalah perbuatan yang melanggar norma sosial dan agama. Umumnya perbuatan asusila mengarah pada penyimpngan sosial. Penyimpangan sosial dapat diartikan sebagai kebutuhan biologis dengan cara hubungan kelamin yang menyimpang dari ketentuan masyarakat. Banyak sekali asusila yang terjadi dalam masyarakat anatara lain:
zina
zina adalah melakukan hubungan kelamin laki-laki dan permpuan tampa ada ikatan pernikahan yang sah, dalam Al-Qur’an pelarangan untuk berzina terdapat dala surat Al-Isra ayat 32.
homoseks dan lesbi
adalah pemuasan atau penyaluran nafsu seksual antara sesama jenis kelamin. Dalam ilmu fiqih dikenal dengan sebutan liwat. Keduanya merupakan dosa besar karena sudah bertentangan dengan fitrah manusia.
Freeseks
Adalah menghalalkan hubungan seksual dengan segala cara dan tidak terbatas pada kelompok tertentu. Mereka tidak berpegang teguh pada susila atau nilai manusiawi.
Masturbasi
Yaitu pemuasan seksual pada diri sendiri dengan menggunakan salah satu anggota badan. Dalm fiqih dikenal dengan istilah istima’ bil yad.
Sodomi
Pada awalnya istilai hin digunalan untuk menyebut mereka yang berhubungan dengan binatang. Namun sekarang ada perluasan makna yaitu hubungan seksual lewat dubur dan membunuh pasangannya untuk mendapatkan kepuasan.
Perkosaan
Yaitu perilaku menyimpang tang merasa mendapat kepuasan seksual dengan cara memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seksual. Perkosaan dapat terjadi pada orang yang dikenal maupun tidak.
Aborsi
Aborsi adalahpelarian tanggungjawab sebagai seorang ibu dengan cara membunuh anak/janin yang masih berada didalam rahim atau kandungan.

MEnUnTut iLmU


HADIS TENTANG MENUNTUT ILMU
Menuntut ilmu atau mempelajari ilmu adalah suatu usaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang baik dengan cara melihat (membaca, menelaah, meneliti dan memperhatikan) mendengar ataupun menanyakan. Islam memerintahkan dengan tegas kepada umatnya untuk menuntut segaka ilmu sebab dengan ilmu kita dapat hidup teratur, terarah, dan bergaul dengan baik.
Berikut ini menjelaskan tentang pengertian hadis menuntut ilmu. Hadis pertama menegaskan bahawa menuntut ilmu adalah wajib, baik laki-laki maupun perempuan. Sebagai siswa muslim, hendaknya berupaya semaksimal mungkin untuk menuntut ilmu meskipun harus ke negri cina. Karena bagi siapa saja yang ridha dengan ilmu yang dicarinya dan memberikan manfaat baginya, para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya sebagai naungan Allas SWT akan mngengkat derajat orang yang berilmu. Seperti firman Allah dalam surat Al-mujadalah

Hadis kedua menjelaskan bahwa siap muslim untuk mencari ilmu baik ilmu dunia(pengetahuan umum maupun ilmu ukhrowi (agama)) selama ilmu tersebut bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Ilmu duniawi memberikan manfaat serta kebahagiaan dalam kehidupan dunia supaya tidak buta dari diri kita dan orang lain. Ilmu duniawi memberikan manfaat serta kebahagiaan dalam kehidupan dunia supaya tidak buta oleh informasi tentang perkembangan zaman. Adapun ilmu ukhrawi sebagai tuntunan atau jalan menuju kebahagiaan akjhirat kelak. Oleh karena itu kita tidak boleh hanya mncari satu ilmu saja, duniawi atau ukhrawi karena keduanya merupakan penyeimbang dalam menjalani kehidupan.
Selanjutnya hadis ketiga mengandung arti bahwa proses belajar dan mengajar akan lebih baik dengan adanya seorang murid dan guru supaya tidak terjadi kesa;lah pahaman. Belajar tidak hanya dilakukan di dalam kel;as dan berhadapan dengan guru , melainkan dapat juga dilakukan di tempat-tempat terbuka dan dalam ko9ndisi yang berbeda, seperti di perpustakaan, di rumah, dan dalam perjalanan, ataupun alam bebas. Seorang guru merrupakan orang tua kedua setelah ayah dan ibu kandung kita. Oleh karena itu kita juga wajib berprilaku baik dan menghormati mereka sebagaimana sikap kita terhadap orang tua. Karena dari merekalah awal kita mendapatkan ilmu pengetahuan.
SURAT AL-INSYIRAH
Isi kandungan surat al-insyirah
Setiap manusia pasti pernah mengalami dan merasakan manis getirnya kehidupan. Kita tidak bisa menolak kenyataan tersebut karena hal itu sudah menjadi ketentuan Allah yang harus diterima dengan penuh kesabaran.
Surat al-insyirah diturunkan sebagai penghibur hati bagi Rasulullah dan para pengikutnya. Dalam surat-surat tersebutr juga menjelaskan tentang nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada Rasulullah dan kaum muslimun. Diantara nikmat-nikmat tersebut adalah:
Allah telah menganugrahkan kepada Rasulullah nikmat yang banyak diantaranya adalah kebersihan jiwa/hati, jauh dari perasaan cemas dan gelisah serta terhindar dari segala kebingungan yang berhubungan dengan misi dakwah yang beliau emban dan tipu daya kaum musyrikin.
Allah juga meringankan beban yang dupikul Rasulullah dalam menyiarkan dakwahnya sehingga dengan mudah beliau dapat menyampaikan ajaran yang benar yakni mengajak masyarakat Mekah untuk menyembah Allah. Allah menegaskan pada ayat 5 dan 6 dalam surat ini bahwa dalam menghadapi sesuatu kesusahan pasti ada jalan keluarnya, selama kita berusaha dan bersabar menghadapinya.
Profil surat
Surat al-insyirah termasuk surat makiyah yang berjumlah 8 ayat. Surat al-insyirah ini turun ketika orang-orang musyrik memnghina dan mengolok-olok kefakiran kaum muslimin sekaligus sebagai jawaban bagi Rasulullah dan kaumnya.

KeTeRampILAn DasAr MenGAjaR

Membimbing Diskusi
Diskusi kelompok adalah percakapan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama, dilaksanakan secar teratur dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk memberikan pendapat.
1. Syarat-syarat dalam diskusi kelompok
*membentuk kelompok antara 3-9 arang
*mempuanyai tujuan yang jelas
*ada pembimbing (guru)
*interaksi tatap muka bersifat informal (memberikan kesempatan pada anggota kelompok untuk memberikan penbdapat)
*bejalan secara teratur
2. komponen yang harus dimiliki oleh guru dalam membimbing diskusi adalah
*pemusatkan perhatian siswa
*memperjeklas penyampaian ide
*menganalisis pendapat siswa
*meningkatkan urunan pikiran siswa
*menyebarkan kesempatan berpartisispasi
*menutup diskusi
3. penggunaan komponen dalam membimbing diskusi
a. pemusatan perhatian siswa dapat dilakukan dengan cara
*merumuskan tujuan dengan jelas
*menyatakan masalah kusus
*menghindari penyimpoangan masalah
*merengkum pembicaraan pada tahap tertentu
*memperjelas masalah dapat dilakukan dengan cara
*menguraikan kembali tentang pokok-pokok masalah
*meminta komentar siswa
*menguraikan gagasan siswa denbgan informasi tambahan
*menganalisis pendapat siswa dapat dilakukan dengan cara
*meneliti alas an pendapat siswa
*memperjelas hal-hal yang disepoakatyi
b. meningkatkan urunan pendapat siswa dapat dilakukan dengan cara
*mengajukan pertanyaan
*menghangatkjan suasana
*memberi waktru yang cukup
*mendukung pendapat siswa
*menyebarkan kesempatan berpartisipasi dapat dilakukan dengan cara
*memancing urunan siswa
*mencegah pembicaraan serentak
*mencegah monopoli pembicaraan
*mendorong siswa untuk memberikan komentar pada pendapat siswa
*meminta persetujuan siswa
*menutup diskusi dapat dilakukan dengan cara
*membuat rangkuman
*memberikan gambaran tindak lanjut dari hasil diskusi
*mengajak menilai proses dan hasil diskusi
4. keuntungan diskusi kelompok
*berlatih berfikir
*berlatih berpendapat
*berlatih berkomunikasi
*berlatih mengambil keputusan
*mempunyai semangat kerjasama yang sehat


keterampilan mengajar kelompok kecil/perorangan
hakikat mengajar kelompokm kecil/perorangan adalah
*terjadinya hubungan pribadi yang sehat antara siswa dan guru
*terjadinya hubungan pribadi yang sehat antara siswa dan diswa
komponen yang harus dimilikim oleh guru dalam mengajar kelompok mkecil/perorangan
1. pendekatan pribadi
2. mengorganisasikan
3. membimbing dan memudahkan belajar
4. merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
pendekatan pribadi dapat dilakukan dengan cara
a. menunjukkan kehangatan
b. menunjukkan kepekaan
c. mendengarkan pertanyaan siswa
d. merespon dan mendudkung kegiatan siswa
e. mempercayai, mengerti dan mengendalikan situasi
mengorganisasikan dapat dilakukan dengan cara
a. memberikan orientasi umum
b. variasi kegiatan
c. membentuk kelompok
d. mengkoordinasikan kegiatan belajar siswa
e. membagi perhatian
f. kulminasi/ membuat laporan dan kesimpulan
membimbing dan memudahkan belajar dapat dilakukan dengan cara
Ø penguatan pada usaha siswa
Ø suprevisi proses awal
Ø suprevisi proses lanjut
Ø suprevisi pemaduan

merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara
Ø keterampilan menetapkan tujuan
Ø merencanakan kegiatan siswa
Ø memberi petunjuk
Ø menilai

PeSANtREn

Fungsi tradisional pesantren
Pesantren menghadapi pengalaman dan mencoba eksperimen yang pada dasarnya sama dalam masa pemerintahan Orde Baru. Bertitik tolak pada pertumbuhan ekonomi, pemerintah Orde Baru juga menaruh harapan kepada pesantren untuk menjadi salah satu agen perubahan dan pembangunan masyarakat. Dengan demikian, pesantren diharapkan tidak hanya memainkan fungsi-fungsi tradisionalnya, yakni: pertama, transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam; kedua, pemeliharaan tradisi Islam; dan ketiga, reproduksi ulama.
Sesuai dengan ideologi developmentalism pemerintah Orde Baru, pembaruan pesantren dalam masa ini mengarah pada pengembangan pandangan dunia dan substansi pendidikan pesantren agar lebih responsif terhadap kebutuhan tantangan zaman. Dalam konteks ini, misalnya, substansi ilmu kalam yang diajarkan di pesantren diharapkan bukan lagi Teologi Asy'ariyah atau Jabariyah, tetapi teologi yang kondusif bagi pembangunan, yakni teologi yang lebih mendorong bagi tumbuhnya prakarsa, usaha atau etos kerja.
Selain itu, pembaruan pesantren juga diarahkan untuk fungsionalisasi (atau, tepatnya refungsionalisasi) pesantren sebagai salah satu pusat penting bagi pembangunan masyarakat secara keseluruhan. Dengan posisi dan kedudukannya yang khas, pesantren diharapkan menjadi alternatif pembangunan yarg berpusat pada masyarakat itu sendiri (people-centered development) dan sekaligus sebagai pusat pengembangan pembngunan yang berorientasi pada nilai (value-oriented development).
Dalam kaitan gagasan itulah pesantren diharapkan tidak lagi sekedar mermainkan ketiga fungsi tradisional tadi, tetapi juga menjadi pusat penyuluhan kesehatan; pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat pedesaan; pusat usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup; dan lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Dalam konteks terakhir, terlihat semakin banyak pesantren yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas vocational dan ekonomi, seperti dalam usaha-usaha agribisnis yang mencakup pertanian tanaman pangan, peternakan, perikanan, dan kehutanan; pengembangan industri rumah tangga atau industri kecil seperti konveksi, kerajinan tangan, pertokoan, dan koperasi.
Bisa disimpulkan bahwa respon pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islam dan perubahan-perubahan sosial ekonomi yang berlangsung dalam masyarakat Indonesia sejak awal abad ini mencakup: pertama, pembaruan substansi atau isi pendidikan pesantren dengan memasukkan subyek-subyek umum dan vocational; kedua, pembaruan metodologi, seperti sistem klasikal, penjenjangan; ketiga, pembaruan kelembagaan, seperti kepemimpinan pesantren, diversifikasi lembaga pendidikan; dan keempat, pembaruan fungsi, dari semula hanya fungsi kependidikan, dikembangkan sehingga juga mencakup fungsi sosial-ekonomi.
System nilai dalam pesantren
Di tengah kondisi krisis nilai dalam bidang pendidikan, barangkali pesantren merupakan alernatif yang perlu dikaji dan dijadikan contoh menerapkan pendidikan nilai dalam pembentukan kepribadian para santri. Proses pendidikan di pesantren berlangsung selama 24 jam dalam situasi formal, informal dan non formal. Kyai bukan hanya mentransfer pengetahuan, ketrampilan dan nilai, tetapi sekaligus menjadi model atau contoh bagi para santrinya. Dengan pendidikan nilai yang sedemikian rupa, pesantren telah banyak melahirkan para alumni yang memiliki pengetahuan keagamaan dan melaksanakan pengetahuan tersebut dalam kehidupannya, atau dengan kata lain ada integrasi antara ilmu dan amal.Keberhasilan pesantren dalam mendidikan santrinya tersebut bukan suatu kebetulan, tetapi ada nilai-nilai yang mendasarinya. Owens (1995:81) menyodorkan dimensi soft yang berpengaruh terhadap kinerja individu dan organisasi, yaitu nilai-nilai (values), keyakinan (biliefs), budaya (culture), dan norma perilaku. Nilai-nilai adalah pembentuk budaya, dan merupakan dasar atau landasan bagi perubahan dalam hidup pribadi atau kelompok.
Dalam hubungannya dengan pesantren, pemahaman santri terhadap ajaran agamanya, menuntut mereka untuk berperilaku sesuai dengan esensi ajaran agamanya, dalam kajian budaya (organisasi), wujud kebudayaan tingkat pertama, yaitu kebudayaan ideal, termasuk dalam hal ini ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. Sedang lapisan yang paling tinggi tingkatannya disebut dengan sistem nilai budaya yang biasanya berfungsi sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Sistem nilai budaya sebagai wujud kebudayaan ideal yang paling abstrak berada dalam pikiran warga masyarakat (pesantren) di mana kebudayaan yang bersangkutan hidup. Dalam dimensi ini, sistem nilai budaya yang berkembang dalam alam pikiran umat beragama itulah yang menuntun perilaku mereka, termasuk dalam pengelolaan pesantren dan interaksinya dengan komunitas internal dan eksternal pesantren.
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut banyak hal-hal menarik dan perlu dikaji dari dunia pesantren terutama yang menyangkut sistem nilai dalam budaya organisasi di pesantren yang mendasari pola fikir dan akitivitas dalam merespon perkembangan budaya di pesantren dan di luar pesantren. Secara lebih spesifik, pola fikir dan aktivitas yang terpancar dari sistem nilai tersebut antara lain tercermin dalam: (1) Pola pembelajaran di pesantren, (2) Semangat pengabdian di pesantren, (3) Pola hubungan santri dengan kyai, santri dengan keluarga kyai, santri dengan santri dan santri dengan masyarakat, dan (4) Pola pemikiran dunia pesantren dalam merespon perubahan sosial, ekonomi, dan politik.
BY: Nur Cholish Madjid / Bilik-Bilik Pesantren

PKMI 1

REVITALISASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lailatul nuroniyah, Mawardaniah, Vivi hana agustina
Jurusan Tarbiyah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
ABSTRAK
Menurut Abdurrahman Saleh dalam bukunya Pendidikan Agama tahun 2005, pendidikan adalah upaya yang dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran,latihan, serta penggunaan pengalaman.untuk itu dalam pendidikan agama islam siswa tidak hanya dituntut untuk memahami materi tetapi diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Kurikulum Pendidikan Islam di sekolah selama ini dikembangkan dalam dua bentuk kegiatan: intrakurikuler dan ekstrakurikuler.Pendidikan Islam yang hanya dua jam/minggu dalam pembelajaran intrakurikuler sulit untuk memberi warna dalam kegiatan belajar mengajar.Nilai-nilai Islam bisa masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan membangun “budaya islam” memindahkan nilai-nilai islam yang ada di masyarakat ke dalam budaya sekolah.Membangun budaya islam yang berbasis nilai-nilai islam tidak bisa hanya melibatkan guru agama atau dosen agama, tapi harus melibatkan seluruh civitas akademika yang ada.

Kata kunci: pendidikan agama islam, kurikulum, ekstrakurikuler

PENDAHULUAN
Para psikolog menggolongkan rentang usia siswa SMA adalah usia remaja. Usia peralihan dari masa anak-anak menuju kedewasaan ini mempunyai karakter tersendiri yang berbeda dengan anak-anak maupun oirang dewasa (Drajad:1994). Pada usia remaja ini peranan kelompok sebaya menjadi lebih dominan dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, dan dalam kelompok sebaya remaja berusaha mencari jati dirinya. Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu dunia tempat remaja melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku yang bukan ditetapkan oleh orang dewasa melainkan teman sebayanya. Pada fase usia ini remaja rentan dengan bahaya besar yang mengganggu perkembangan kepribadian yang mengakibatkan timbul nilai negatif, disnormalisasi dan degradasi moral serta penyimpanngan nilai-nilai agama. Untuk itu pada usia remaja ini siswa SMA diberikan Pendidikan Agama yang cukup untuk menanggulangi hal tersebut.
Pendidikan Agama Islam di SMA berfungsi untuk: (a) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; (b) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (c) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam; (d) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan di hadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir -nyata), sistem dan fungsionalnya; (g) Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.(Depdiknas:2003)
Adapun arah kebijakan Pendidikan Agama Islam seperti disebut dibawah ini:
a. Pendidikan agama harus mampu mengembangkan akidah sebagai landasan keberagamaan siswa dalam meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
Pendidikan agama islam mengemabngkan konsep keterpaduan antara yang bersifat kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pendidikan agama islam bukan hanya menekankan hafalan, tetapi praktek dan juga amaliyah.
Pendidikan agama islam harus mampu mengajarkan agama sebagai landasan mengemabangkan dasar dan inspirasi bagi siswa untuk mengembangkan bidang keilmuan dari semua mata pelajaran dan bahan kajian di sekolah.
Pendidikan agama islam harus menjadi landasan moral dan etika sosial dalam kehidupan seahri-hari siswa. (Abdurrahman saleh:2005:169)
Arah kebijakan Pendidikan Agama Islam yang diuraikan di atas memberikan gambaran bahwa proses belajar pada peserta didik melibatkan semua cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan. Karenanya, jika hanya mengandalkan penyadaran nilai melalui kegiatan intrakurikuler, internalisasi nilai-nilai tidak menjamin bisa berjalan secara optimal. Bahkan jika dihitung jumlah waktu tatap muka yang digunakan secara efektif untuk mengembangkan pengalaman otentik yang bernilai, jumlah waktu efektif itu dapat dipastikan kurang dari jumlah waktu efektif di luar kelas. Kesadaran nilai dan internalisasi nilai adalah dua proses Pendidikan nilai yang terkait langsung dengan pengalaman – pengalaman pribadi seseorang. Karena itu, peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung dalam cara, kondisi dan peristiwa pendidikan di luar jam tatap muka di kelas atau sering disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler.Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah bagaimana bentuk-bentuk kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang efektif diterapkan di tingkat SMA dan bagaimana pengaturan waktu yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.

Pendidikan Agama Islam Di SMA
Pengertian
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terliput dalam lingkup: Al Qur’an dan Hadits, Keimanan, Akhlak, dan Fiqh/Ibadah. Sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun minannas). (Depdiknas:2003)
Fungsi dan Tujuan
Pendidikan Agama Islam di SMA berfungsi untuk: (a) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga; (b) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (c) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui pendidikan agama Islam; (d) Perbaikan kesalahankesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan di hadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir -nyata), sistem dan fungsionalnya; (g) Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.(Depdiknas:2003)
Pendidikan Agama Islam di SMA bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara:Hubungan manusia dengan Allah SWT, Hubungan manusia sesama manusia, dan Hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia) dan lingkungan.Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas berfokus pada aspek:Al Quran/Al Hadits, Keimanan, Syari’ah, Akhlak, Tarikh.(Depdiknas:2003)

Kegiatan ekstrakurikuler
Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Depdiknas 2005 – 2009 menekankan bahwa perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Semua jenjang lembaga pendidikan formal (sekolah) mempunyai tugas untuk mensintesa itu semua.
Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Berbeda dari pengaturan kegiatan intrakurikuler yang secara jelas disiapkan dalam perangkat kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. Secara yuridis, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam Surat Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan oleh sekolah. Salah satu Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI no 125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif di Sekolah. Pengaturan kegiatan ekstrakurikuler dalam keputusan ini terdapat pada Bab V pasal 9 ayat 2 : ”Pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan olah raga dan seni (Porseni), Karyawisata, lomba kreativitas atau praktek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikan anak seutuhnya.” Dalam bagian lampiran Keputusan Mendiknas ini juga dinyatakan bahwa ”Liburan sekolah atau madrasah selama bulan ramadhan diisi dan dimanfaatkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman atau amaliah agama termasuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara kebudayaan bangsa tersebut mengenali, menghargai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada masyarakatnya, yaitu kepada peserta didik.
Pada umumnya pendidikan bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. (Utami Munandar, 2002 : 4). Setiap orang mempunyai potensi yang berbeda-beda dan oleh karenanya membutuhkan layanan pendidikan yang berbeda pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi tersebut secara utuh.
Proses pembelajaran di sekolah seharusnya memperhatikan kebermaknaan dalam belajar, artinya apa yang bermakna bagi siswa menunjuk pada dunia minatnya (center of interest). Pelaksanaan pembelajaran di sekolah saat ini harus bertujuan mengembangkan potensi siswa melalui : (1) Olah hati, untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan, meningkatkan akhlak mulia, budi pekerti, atau moral, membentuk kepribadian unggul, membangun kepemimpinan dan entrepreneurship; (2) Olah pikir untuk membangun kompetensi dan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi; (3) Olah rasa untuk meningkatkan sensitifitas, daya apresiasi, daya kreasi, serta daya ekspresi seni dan budaya; dan (4) Olah raga untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, daya tahan, dan kesiapan fisik serta ketrampilan kinestetis. (Renstra Depdiknas Tahun 2005 – 2009, 2005: 15).
Tetapi pada kenyataannya, pelaksanaan pendidikan di sekolah selama ini lebih menekankan pada hafalan konten/isi pelajaran yang kurang bermakna bagi dirinya. Hegemoni Ujian Akhir Nasional dan Status sekolah saat ini semakin mendorong proses belajar mengajar di sekolah lebih mengejar kuantisasi aspek kognitif saja. Pembinaan dan penyediaan sarana pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor (ketrampilan) kurang mendapatkan perhatian. Artinya perwujudan tujuan pendidikan yang membentuk manusia yang seutuhnya akan semakin jauh untuk dapat tercapai. Kondisi ini sesuai dengan adanya hasil survei dan penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan formal terlalu menekankan pada perkembangan mental intelektual semata-mata, dan kurang memperhatikan perkembangan afektif (sikap dan perasaan) serta psikomotor/ketrampilan. (Utami Munandar, 1992 : 87).
Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan di luar jam pelajaran, selain membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan tanggung jawabnya sebagai warga negara yang mandiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Miller Mayeer yang dikutip oleh Tim Dosen IKIP Malang yang mengatakan bahwa:
Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler akan memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan minat-minat baru, menanamkan tanggung jawab sebagai warga negara, melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan kerja sama, dan terbiasa dengan kegiatan-kegiatan mandiri (1988 ; 124).
Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan pengalaman – pengalaman yang bersifat nyata yang dapat membawa siswa pada kesadaran atas pribadi, sesama, lingkungan dan Tuhan-nya, dengan kata lain bahwa kegiatan ektrakurikuler dapat meningkatkan Emotional Qoutient (EQ) siswa yang di dalamnya terdapat aspek kecerdasan sosial/kompetensi sosial.
Dalam mengembangkan kegiatan Ekstrakurikuler perlu diciptakan suasana/situasi yang kondusi, yaitu terwujudnya situasi penyelenggaraan kegiatan belajar menagjar, dan siotuasi pergaulan dilingkungan sekolah. Adapun hal-hal yang menunjang suasana pembelajaran yang kondusif adalah: lingkungan,sarana dan prasarana, penyelenggaraan kegiatan pembelajaran,organisasi siswa intra sekolah (OSIS), dan pergaulan sekolah (Abdurrahman Saleh:2005:172)

METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif, sebab hal ini sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian kualitatif. Diskriptif kualitatif diartikan sebagai metode yang mendiskripsikan makna dan data yang di dapatkan oleh penulis dengan menunjukkan buktinya. Metode ini juga diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan kedaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak apa adanya.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kepala sekolah, guru agama, dan siswa.
Tekhnik Pencarian Data
1) Pengumpulan data dengan observasi langsung
yaitu cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.(M Nazir:2005)
Observasi ini dilaksanakan dalam rangka pengamatan mandiri terhadap kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan dalam bentuk organisasi yang diberi nama Badan Dakwah Islam, dilakukan untuk mengamati secara langsung proses pembelajaran pandidikan agama.
2) Pengumpulan data dengan wawancara
Yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakaan interview guide (panduan wawancara) (M.Nazir:2005:193)
Wawancara ini dilakukan untuk memberikan kebebasan kepada responden dalam memberikan komentar yang terkait dengan proses pembelajaran agama islam di luar jam pelajaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar jam pelajaran yang materinya tidak terdapat dalam uraian kompetensi dasar atau silabus pendidikan agama Islam. Kegiatan ini dapat dilakukan baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah dengan maksud memperluas pengetahuan dan wawasan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. (Rohmat Mulyana, 2004 : 214)
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah secara umum dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan jenis, misalnya: pembinaan keimanan dan ketaqwaan, pembinaan kepribadian dan akhlaq mulia, pembinaan organisasi dan kepemimpinan, keterampilan dan daya kreasi serta kegiatan pembinaan keislaman yang lain.
Agar kegiatan ekstrakurikuler dapat terlaksana dengan baik dan memperoleh hasil serta manfaat yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka dalam pelaksanaan ekstrakurikuler perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. adanya program kerja atau kerangka acuan untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler
2. kegiatan ekstrakurikuler hendaknya dilakukan dan diadakan di luar jam belajar efektif, yaitu pada waktu liburan atau setelah proses belajar mengajar
3. jenis program kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilaksanakan oleh sekolah hendaknya diperioritaskan pada:
a. kegiatan yang banyak diminati siswa
b. ketersediaan pembina/instruktur yang mempunyai kemampuan, keterampilan, dan wawasan untuk kegiatan tersebut
c. ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung
d. kegiatan yang mendukung peningkatan keimanan dan ketaqwaan
4. kegiatan tersebut mendapat dukungan dari orang tua siswa(Abdurrahman saleh:2005:173)
Adapun kegiatan-kegiatan eksrakurikuler yang dapat membina keimanan dan ketaqwaan siswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain:
a. pelaksanaan shalat wajib bersama-sama dan Shalat Jum’at, shalat Dhuha pada waktu istirahat, dan kultum oleh siswa sendiri secara bergiliran
b. pengisian kegiatan bulan suci Ramadhan dengan Shalat Tarawih, buka bersama, pesantren kilat, ceramah, dan diskusi-diskusi kelompok dengan topik yang menarik, aplikatif dan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh anak seusianya dalam kehidupan sehri-hari
c. pelaksanaan kegiatan Zakat Fitrah
d. pelakasanaan Shalat Idul Adha, penyembelihan hewan kurban, serta pembagian hewan kurban pada masyarakat di lingkungan sekolah
e. pementasan kreatifitas dan karya seni siswa pada hari-hari besar islam
f. pelaksanaan karya wisata dan kunjungan ke tempat-tempat seperti panti asuhan dalam rangka menyantuni anak yatim dan pondok pesantren
Keseluruhan kegiatan intra dan ekstakurikuler dalam rangka pelaksanaan pendidikan agama Islam dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan yaitu kegiatan tatap muka yang dilakuakan dengan berbasis pada siswa yaitu pendekatan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam meningkatkan peran serta siswa agar dapat sepenuhnya belajar di luar kelas. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan motifator dan pembekal informasi yang diperlukan.
Kegiatan yang lain adalah pendidikan akhlaq. Kegiatan pendidikan akhlaq dimaksudkan sebagai upaya untuk melaksanakan program pengembangan karakter. Kegiatan ini bukan merupakan mata pelajaran tetapi lebih kepada program kegiatan pendidikan untuk membentuk kepribadian siswa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap saat pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan kegiatan sehari-hari dengan melibatkan seluruh masyarakat sekolah.
Secara garis besar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dapat di bagi dalam empat kegiatan, yaitu kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.
1. Kegiatan Harian
Kegiatan ekstrakurikuler harian ini dilakukan setiap hari oleh siswa mulai dari berdoa di awal dan di akhir pelajaran, shalat Dhuha di waktu istirahat, menyediakan kotak amal di kelas-kelas, dan pelaksanaan shalat dhuhur berjamaah setelah selesai pelajaran. Dengan kegiatan harian ini siswa diharapkan dapat terbiasa melakukan ibadah wajib yang dilakukan dalam kehidupan shari-hari.
2. Kegiatan Mingguan
Kegiatan eksrakurikuler mingguan di lakukan setiap satu minggu sekali yaitu mulai dari kegiatan shalat Jum’at disekolah, kuliah Dhuha di waktu istirahat, bimbingan oleh alumni kepada siswa dengan materi yang bernuansa islami setelah shalat Jum’at, bimbingan kepurtian kepada siswa putri ketika shalat Jum’at dengan pengajian khusus tentang keputrian. Selain kajian siswa putri juga mendapat bimbingan kecantikan, busana muslimah, memesak dan sebagainya.
3. Kegiatan Bulanan
Kegiatan ekstrakurikuler bulanan dilakukan oleh siswa setiap satu bulan sekali yaitu diskusi rutin putra-putri dan ceramah bulanan dengan mendatangkan penceramah dari luar maupun dari siswa secara bergiliran, kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali pengetahuan dan bakat siswa, sehingga siswa dituntut untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya.
4. Kegiatan Tahunan
Kegiatan ini hanya dapat diikuti siswa selama satu tahun sekali yaitu
a. kegiatan pada Bulan Ramadhan yang dimulai dari buka bersama, Shalat Tarawih dan Tadarus Al-Qur’an, dan Pesantren Kilat yang dilaksanakan beberapa hari oleh siswa secara bergiliran.
b. Kegiatan peringatan hari-hari besar agama misalnya, peringatan Isra’ Mi’raj, Nuzulul Qur’an dan Maulid Nabi.
c. kegiatan Idul Adha yaitu: Shalat Idul Adha di sekolah, penyembelihan hewan kurban dan pembagian hewan kurban pada masyarakat.
d. kegiatan karya dan kunjungan wisata serta kegiatan tadabur alam.
e. Kegiatan sosial kemasyarakatan yaitu donor darah, bakti sosial, dan halal bi halal
Kegiatan-kegiatan di atas dikoordinasikan oleh siswa yang di bimbing oleh guru agama dengan bimbingan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Biasanya biaya kegiatan ekstrakurikuler ini diambil dari uang bantuan komite sekolah, infaq dan shadaqah siswa serta dana kepedulian sosial siswa.

KESIMPULAN
Pendidikan agama Islam yang dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan dalam berbagai kegiatan yaitu kegiatan tatap muka yang dilakuakan dengan berbasis pada siswa, dan kegiatan pendidikan akhlak yang di tujuakan untuk membentuk kepribadian siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam beberapa bentuk kegiatan yaitu Kegiatan Harian yang meliputi: berdoa di awal dan di akhir pelajaran, shalat Dhuha di waktu istirahat, menyediakan kotak amal di kelas-kelas, dan pelaksanaan Shalat Dhuhur berjamaah setelah selesai pelajaran. Kegiatan Mingguan yang meliputi: kegiatan Shalat Jum’at disekolah, kuliah Dhuha di waktu istirahat, bimbingan oleh alumni kepada siswa dengan materi yang bernuansa islami setelah Shalat Jum’at, bimbingan kepurtian kepada siswa putri ketika shalat jum’at dengan pengajian khusus tentang keputrian.Kegiatan Bulanan yang meliputi: diskusi rutin putra-putri dan ceramah bulanan dengan mendatangkan penceramah dari luar maupun dari siswa secara bergiliran dan Kegiatan Tahunan yang meliputi kegiatan bulan ramadhan dan peringatan Hari Besar Agama Islam
DAFTAR PUSTAKA
Agus Nggermanto. 2003. Quantum Quotient. Bandung : Nuansa.
Akbar, Reni dan Hawadi. 2002. Identifikasi Keterbakatan intelektual malalui Metode Non tes. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Arifin, Muhammad. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta. Bumi aksara
Drajat, zakiya. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta. Bumi Aksara.
Depdiknas.2003. Standar Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas. Jakarta
Masmudi.2002. Dienul islam. Jakarta. Tunas Melati
Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan kreativitas Siswa Sekolah. Jakarta : GramediaWidiasarana Indonesia
Munandar, Utami. 2002. Kreativitas dan Keberbakatan; Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat. Cetakan 2: Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Munandar, Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Siswa Berbakat. Cetakan 2 : Jakarta : Rineka Cipta.
Rahmansaleh, Abdul. 2005. Pendidikan Agama Dan Pembangunan Watak Bangsa. . Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Rimba, ahmad. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung. Al-ma’arif
Rohmat Mulyana. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung : Alfabeta
Salam, Burhanuddin. 1997. Pengantar Pedagogik. Jakarta. Rineka Cipta

ArTikEl 1

ARTI SEPASANG MATA


Mata adalah salah satu anugrah terbesar yang di berikan tuhan kepada manusia. Mata adalah salah satu alat indra yang tak ternilai harganya, dan alat yang dapat melihat dan mengamati segala ssuatu dan seluruh keadaan yang ada di dunia ini. Tanpa mata manusia akan mengalami kesulitan dalam melakukan berbagai hal meskipun pada kenyataannya ada beberapa yang dapat melakukannya tanpa bantuan mata atau yang sering kita sebut dengan (tuna netra).
Mata terdiri atas bola mata yang terletak dalam lekukan mata. Selain bola mata,di dalam lekukan mata juga terdapat syaraf penglihatan dan alat tambahan. Bola mata berbentuk bulat, hanya bidang depannya menayamping dan bebentuk bola sempurna karena selaput bening lebih menonjol ke depan.
Dengan mata manusia dapat berkarya, melakukan banyak hal yang mereka inginkan, dan dapat menciptakan segala sesuatu denagan berkreasi. Dalam menciptakan segala sesuatu, tuhan pasti memberikan kekurangan dan kelebihan diantara masing-masing ciptaannya. Tapi Ia tidaklah menciptakannya dengan sia-sia. Segala sesuatu ciptaannya mempunyai fungsi dan peran masing-masing.
Secara umum mata mempunyai fungsi dan peran sebagai alat penglihatan manusia. Tapi ia mempunyai kelebihan diantara alat-alat indra yang lain. Seperti ilustrasi yang terdapat pada kalimat-kalimat kahlil gibran berikut ini.
Kata mata suatu hari
“ aku melihat di luar lembah ada gunung tertutup oleh kabut biru. Apakah itu tak indah?”
Kemudian telinga mendengarkanya, dan setelah ia mendengarkannya dengan seksama, beberapa waktu ia berkata
“tapi dimana ada gunung aku tidak mendengarkannya. ”
lalu tangan mulai berbicara kemudian ia berkata
“ aku akan mencoba untuk merasakan dan menyentuhnya tapi aku tak dapat menemukan adanya gunung di sini.”
Hidung berkata “ tak ada gunung di sini aku tak dapt mencium baunya “
Lalu mata berbalik ke arah lain untuk melihat sesuatu. Tapi tangan, telinga dan hidung mulai membicarakan ilusi mata dan mereka berkata “ pasti ada masalah dengan mata ”. jika kita lihat sepintas, kalimat-kalimat di atas mungkin hanyalah sebuah kata-kata puitis dari seorang kahlil gibran. Tapi kalau dipikir kembali, seandainya kita dapat mendengar kata-kata yang keluar dari tangan, mata, hidung, dan telinga mungkin memang kata-kata itulah yang keluar dari mereka saat mata melihat sebuah gunung yang letaknya sangat jauh.
Dari ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa mata mempunyai kelebihan diantara alat-alat indra yang lain. Ia dapat melihat dan merasakan keberadaan sesuatu yang letaknya bahkan sangat jauh sekali pun, tapi alat indra yang lain tak dapat merasakannya. Tangan tak dapat menyentuhnya, hidung tak dapat mencium baunya, dan telinga tak dapat mendengarkan dan mengetahui keberadaanya. Hanya dengan matalah kita dapat melihat, mengetahui, dan merasakan keberadaan ssuatu yang ada di dunia ini.

Fungsi mata.

Mata adalah organ yang dapat mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata paling sederhana adalah mengetahui apakah lingkungan sekitarnya gelap ataukah terang. Mata yang lebih kompleks digunakan untuk penafsiran visual. Mata dapat memerankan fungsinya dengan baik jika ada bantuan cahaya baik berupa cahaya matahari, cahaya lampu, atau cahaya-cahaya yang berasal dari benda lain.
Secara biologis mata merupakan alat indra penglihatan. Mata dibentuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina, yaitu dengan perantara serabut-serabut nrvus optikus mengalihkan rangsanan ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
Pada umumnya manusia menilai bahwa fungsi mata adalah sekedar alat penglihatan saja tanpa mengetahui adanya proses yang terjadi pada mata sampai kita dapat melihat adanya sebuah benda.





Awal bulan mei adalah waktu berlangsungnya ujian tertulis SPMB, dan awal Agustus adalah waktu diumumkan hasilnya. Inilah peluang terbesar bagi tamatan SMA dan sederajat untuk bisa memasuki dunia kampus bergengsi di PTN. Bila gagal, maka pilihan selanjutnya adalah Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Oleh karena itu, peserta SPMB cukup besar. Kita berharap panitia SPMB berlaku jujur. Artinya, jangan ada permainan sehingga peserta SPMB yang tidak berkualitas malah berhasil lulus, sedangkan yang berkualitas (pintar) masih tetap gagal. Kalau tahun-tahun sebelumnya masih ada seperti itu, kedepan harus lebih diperketat lagi sehingga kemurniannya lebih terjamin. Masuk PTN sekarang ini bisa dari beberapa pintu. Lewat PMP/PMDK, di mana sejumlah PTN menerima siswa-siswa yang berprestasi di sekolah negeri dan swasta.
Sejak beberapa tahun terakhir, telah banyak protes menentang pembukaan jalur khusus penerimaan mahasiswa baru di PTN, namun ternyata hal tersebut seakan sia-sia saja. Wacana menentang pembukaan jalur khusus terasa hambar ditelinga. Kapitalisasi pendidikan tetap terjadi. Sebab pihak PTN bersikeras dengan keputusannya membuka jalur khusus, sementara pemerintah melalui Dirjen Dikti tak mampu berbuat banyak dengan fenomena yang sedang terjadi.
Setiap orang pasti memiliki keinginan untuk merasakan kuliah di PTN. Dengan biaya murah dan kualitas pendidikan yang dianggap lebih baik menjadi sangat menggiurkan setiap orang untuk ikut merasakannya. Namun untuk bisa ikut merasakan kuliah di PTN di masa lalu sangat sulit untuk diwujudkan. Sebab kita harus berdesak-desakan untuk bisa lolos dari seleksi yang dilaksanakan secara nasional, hal tersebut menjadikan persaingan terasa lebih fair, sehingga yang bisa lolos masuk PTN adalah mereka yang memiliki nilai tinggi dalam SPMB. Namun kini SPMB menjadi kurang menarik bagi mereka yang memiliki cukup kekayaan untuk bisa memasuki PTN. Sebab sejumlah PTN telah membuka jalur khusus untuk calon mahasiswa yang jauh lebih mudah untuk bisa lolos, namun dengan syarat bersedia membayar dengan sejumlah uang yang tentu saja sangat berbeda jauh dengan jumlah yang harus dibayar calon mahasiswa yang menempuh jalur SPMB.
Kebijakan sejumlah PTN BHMN (UI, UGM, IPB, ITB) dan beberapa PTN lainnya yang membuka jalur khusus yang mematok harga sangat mahal, mamicu banyak protes dari banyak kalangan khususnya mahasiswa. Mereka menganggap langkah yang diambil sejumlah PTN tersebut akan menurunkan kualitas lulusan perguruan tinggi itu sendiri. Sebab siapa saja bisa masuk asal mampu membayar sejumlah uang yang telah disyaratkan. Tentu saja ini akan mengurangi jatah untuk calon mahasiswa yang menempuh melalui jalur SPMB. Lebih parah lagi, mereka yang dari keluarga miskin semakin kecil kesempatannya untuk bisa kuliah di PTN. Namun protes tersebut sia-sia belaka.
Kapitalisasi pendidikan
Arus kapitalisme global telah menggurita di semua bidang termasuk ranah pendidikan. Dampaknya untuk bidang pendidikan salah satunya adalah munculnya privatisasi pendidikan dengan bentuk PTN BHMN. Hal ini mengakibatkan semakin mahalnya biaya kuliah di perguruan tinggi negeri. Citra PTN lebih murah daripada perguruan tinggi swasta di “era bisnis” sekarang ini makin pudar. Mansour Fakih berpendapat bahwa salah satu paham neoliberalisme adalah mengurangi pemborosan dengan memangkas semua anggaran negara yang tidak produktif seperti subsidi pendidikan, kesehatan dan jaminan sosial.Dengan semakin sempitnya kesempatan untuk lolos SPMB, orang lebih tertarik untuk menempuh jalur khusus. Sebab kesempatan untuk masuk lebih besar. Orang akan berfikir jika ada jalan yang lebih mudah dan cepat, mengapa memilih jalur yang lebih sulit. Namun sayangnya itu hanya mampu dinikmati kalangan tertentu saja. Di PTN yang membuka jalur khusus akan menetapkan biaya sampai puluhan juta rupiah. Jumlah sebesar itu, jelas sangat sulit untuk bisa dijangkau oleh rakyat miskin. Jika ini terus menerus dilakukan, PTN hanya akan menjadi milik orang kaya saja. Keadilan pendidikan perlu kita pertanyakan. Ketidakmampuan Pemerintah memenuhi anggaran 20 persen untuk pendidikan dari dana APBN juga menjadi salah satu faktor mahalnya biaya pendidikan. Padahal jika kita nalar, kemajuan sebuah negara dimasa datang ditentukan dengan pendidikan yang sekarang ini dijalankan. Pendidikan merupakan salah satu investasi jangka panjang suatu negara. Selain itu, kekayaan alam Indonesia sebenarnya sudah sangat lebih jika hanya untuk membiayai pendidikan. Namun sayangnya kekayaan negara yang seharusnya dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat (pendidikan salah satunya), hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.Jika pemerintah ingin meningkatkan mutu sumber daya manusianya, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah meningkatkan bidang pendidikannya. Sebab dengan semakin kompetitifnya persaingan global saat ini, menuntut kita untuk selalu membenahi kualitas pendidikan kita. Pemerintah harus mampu menunjukkan itikat baiknya dalam memberikan kompensasi pendidikan untuk kaum miskin.

Perbedaan ilmu dan filsafat pendidikan islam


1. Apakah persamaan dan perbedaan ilmu pendidikan islam dan filsafat pendidikan islam?
Jawab: Persamaan: sama sama mengkaji tentang pendidikan islam
Perbedaan:
perbedaan
a. Objek kajian
Ilmu pendidikan islam (IPI):Bagaimana teori-teori pendidikan islam
Filsafat pendidikan islam (FPI):Pendidikan islam secara material
Hakikat pendidiksan islam secara formal

b. Metodologi
IPI:Rasional: yaitu bersumber pada pikiran.rasio dan jiwa manusiaEmpiris: yaitu berdasarkan pengalaman manusia melalui dunia luar yang dapat ditangkap dengan pancaindra
Materialistik, Kuantitatif.
FPI:Spekulatif/komparatif yaitu berfikir secara mendalam dalam keadaan tenang dan sunyi untuk mendapatkan kbenaran tentang hakikatyang dipikirkan
Normatif yaitu mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata

c. fungsi

IPI:Teoritis atau digunakan sebagai sebuah teori untuk mengkaji pendidikan islam
FPI:Normatif: menetapkan aturan
Diskriptif: mejelaskan dan menggambarkanEvaluatif, dan dapat disebut juga dengan pasukan marinirnya



2. Jelaskan secara ilmiah fungsi dan peranan ilmju pendidikan islam dalam konteks keilmuan pendidikan islam maupun proses penyelenggaraan pendidikan termasuk di dalamnya proses pembelajaran!
Jawab: secara teori ilmu pendidikan islam sebagai disiplin ilmu yang merupakan konsep pendidikan yang mengandung bebagai teori yang dapat dikembangkan dari hipotesa yang bersumber pada alquran dan hadis baik dari segi sistem, proses, maupun produk yang diharapkan.
3. Ilmu pendidikan islam mengandung kesesuaian pandangan dengan teori dalam ilmu pedagogik, terutama yang menyangkut masalah anak didik, pendidik, alat-alat pendidikan dan sebagainya.
Kemukakan contoh spesifik dari tujuan pendidikan islam menurut anda dan bagaimana anda mencapai tujuan tersebut dalam kegiatan pembelajaran!
Jawab: berdasarkan pengertian pendidikan islam yaitu sebuah proses menciptakan manusia seutuhnya, beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa serta mampu mewujudkan ekstensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi yang berdasarkan ajaran alquran dan assunnah, maka tujuan pendidikan islam menurut saya adalah terciptanya insan kamil setelah proses pembelajaran berakhir.
Adapun cara yang dilakukan agar tujuan tersebut dapat dicapai yaitu dengan mengembangkan beberapa prinsip-prinsip dibawah ini antara lain:
a. prinsip universal: yaitu memberikan perhatian kepada seluruh aspek kehidupan yang mengintari kehidupan manusia baik aspek agama, sosial budaya, masyarakat, ibadah, akhlak, dan muamalah
b. prinsip keseimbangan dan kesederhanaan: yaitu menyeimbangkan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi, jasmani dan rohani, kepentingan peribadi dan kepentingan umum dll
c. prinsip kejelasan: prinsip yang memberi kejelasan tentang ajaran dan hukum terhadap aspek spiritual dan inteletual manusia
d. prinsip tidak ada pertentangan: yaitu menghilangkan pertentangan-pertentangan yang mungkin terjadi dalam komponen-komponen yang saling menunjang dan membantu antara satu dan yang lainnya
e. prinsip realisme: yaitu menjunjung tinggi realitas atau kenyataan kehidupan manusia
f. prinsip perubahan: yaitu perubahan jasmaniah, spiritual, intelektual, sosial, psikologis dan nilai-nilai menuju kearah kesempurnaan
g. prinsip menjaga perbedaan antar individu: yaitu consern terhadap perbedaan individu baik dari segi kebutuhan, emosi, tingkat kecerdasan dan mental anak didik
h. prinsip dinamisme: yaitu menerima perbedaan serta perkembangan dalam rangka memperbaharui metode-metode yang terdapat dalam pendidikan agama islam

4. Untuk mencapai tujuan pendidikan islam substansi apa yang harus dikembangkan dalam kurikulum pendidikan islam dan bagaimana cara agar kurikulum pendidikan islam senantiasa memiliki relevansi dengan visi dan misi islam di satu sisi dan berkembang di masyarakat disisi lain?
Jawab: aspek yang harus dikembangkan dalam mencapai tujuan pendidikan agama islam antara lain:
aspek materi
agar materi yang diberikan dapat bermanfaat bagi peserta didik, maka materi tersebut harus sesuai dengan tuntutan zaman, kesempurnaan jiwa anak didik tanpa melupakan esensi dari ajaran islam itu sendiri.
aspek tujuan
dalam mengembangkan kurikulum sangat berkaitan dengan prinsip efektifitas. Dengan semakin banyak tujuan yang harus dicapai, akan mendorong efektifitas proses yang akan dilaksanakan. Harus ada rancangan tentang rencana yang akan dicapai dan tujuan harus jelas dan benar-benar sesuai dengan segala komponen yang berpengaruh terhadap pendidikan itu sendiri
aspek lembaga
secara administratif, lembaga pendidikan islam yang benar-benar menerapkan manajemen pendidikan dengan baik sangat jarang. Salah satu hal yang berkaitan dengan lembaga pendidikan adalah lingkungan pendidikan yang menjadi salah satu sarana seorang anak dapat memperoleh pendidikan dengan baik.
5. kemukakan fungsi dan peran guru dalam pendidikan islam dan kemukakan karakteristik guru yang profesional!
Jawab: fungsi dan peran guru antara lain:
sebagai pengajar (instruksional)
yaitu bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian setelah perogram dilakukan
sebagai pendidik (edukator)
yaitu mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia
sebagai pemimpin (managerial)
yaitu memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri,peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.
Karakteristik guru profesional:
Dalam hubungannganya dengan keberhasilan dalm mendidik, maka guru harus mampu melaksanakan inspiring teaching, yaitu guru yang melalui kegiatan mengajar yang dapat memberikan ilham. Guru yang baik dalah guru yang mampu menghidupkan gagasan-gagasan yang besar, keinginan yang besar pada murid-muridnya. Kemampuan ini harus dikembangkan, harus ditumbuhkan sedikit demi sedikit. Untuk ini guru harus menyisihkan waktu untuk mencernakan pengalmanyya sehari-hari dan memperluas pengetahuannya secara terus-menerus. Untuk menjadi guru yang baik, disamping mengajar ia harus merenung dan membaca. Untuk itu guru membutuhkan waktu yang cukup.
6. jelaskan model-model pembelajaran kontemporer dan model pembelajaran yang mana yang paling tepat untuk digunakan dalam pendidikan islam!
Jawab:
a. Model diskusi
Yaitu proses yang melibatkan dua individu atau lebih, berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan, saling tukar informasi, saling mempertahankan pendapat dan memecahkan sebuah masalah tertentu dan menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku pada siswa
b. model eksperimen
yaitu suatu model mengajar yang melibatkan murid untuk melakukan percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu atau sebuah praktek pengajaran yang melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan masalah atau topik seperti shalat, puasa, haji, pembangunan masyarakat dan lain-lain.
c. model sosiodrama
yaitu suatu model pembelajaran dimana guru memeberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain model sosiodrama ini adalah model mengajar dengan mendramakan atau memerankan tingkah laku dalm kehidupan sosial.
d. model simulasi
yaitu suatu model pembelajaan untuk memperoleh pemahaman akan hakikat dari suatu konsep atau prinsip atau keterampilan tertentu melalui proses kegiatan atau latihan dalam situasi tiruan. Dalam model simulasi ini apa yang didemonstrasikan harus memiliki pesan moral yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga pemahaman mereka terhadap kejadian yang diperagakan tidak terhalang oleh apresiasi dan imajinasi anak atau siswa.
e. model demonstrasi
yaitu model mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana jalannya suatu proses pembentukan tertentu kepada siswa.
f. model kerja kelompok
yaitu penyajian meteri dengan cara pembagian tugas-tugas untuk mempelajari suatu keadaan kelompok belajar yang sudah di tentukan dalam rangka mencapai tujuan
g. model quantum teaching
yaitu model pembelajaran yang sangat tepat digunakan untuk pendidikan islam dan terbukti menghasilkan lulusan pendidikan yang terbina seluruh potensi yang dimilikainya. Model penulisannya bersifat diskriptif analitis yaitu memaparkan permasalahan secara apa adanya berdasarkan sumber-sumber rujukan yang otoritatif dalam bidang pendidikan, yang kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan filsafat pendidikan islam.
Dengan model quantum teaching ini dapat menciptakan lingkunagn belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum teaching memiliki lima prinsip. Prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek quantum teaching. Yaitu:
a. segalanya berbicara
b.segalanya bertujuan
c. pengalaman sebelum pemberian nama
d.akui setiap usaha
e. jika layak dipelajari maka layak untuk dirayakan
dalam pelaksanaannya quantum teaching melakukan langkah-langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR yaitu Tumbuhkan minat dengan memuaskan yaitu apakah manfaat pelajaran tersebut bagi guru dan murid. Alami yaitu ciptakan pengalaman umum yang dapat di mengerti. Namai untuk ini harus menggunakan kata junci rumus atau yang lainnya. Demonstrasikan yaitu sediakan waktu untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Ulangi yaitu tunjukkan kepada siswa cara-cara mengulang materi.
7. kemukakan sedikitnya lima kompomnen dalam sistem pendidikan islam dan persoalan-persoalan apa yang pada umumnya di hadapi oleh madrasah dalam komponen tersebut!
Jawab: komponen dalam pendidikan islam meliputi:
a. pendidik
b. peserta didik
c. kurikulum
d. metode
e. lingkungan
masalah yang sering dihadapi oleh madrasah:
a. masalah politik (forgoten cummunity)
b. masalah budaya meliputi amanah, kerja keras, profesianalisme dan kualitas
c. mesalah keorganisasian (efectif team)
d. masalah rendahnya budaya amal
e. unsur kemodernisasian meliputi: kemandirisan, perencanaan, dan standarisasi
Pada kenyataanya saat ini kemampuan madrasah mencerminkan interaksi antara aspek teoritis (idealis) dan aspek real (empiris). Ketika aspek teoritis pendidikan madrasah dirumuskan dalam batas yang minimal, sebagai upaya menanamkan dan memupuk keimanan dan kesalehan, maka peluang perubahan dan penyesuaian pendidikan madrasah dengan pendidikan nasional sangat terbuka dan longgar. Dalam konteks ini, transformasi pendidikan madrasah dilakukan dengan menjadikan dan mengembangkan lembaga ini sebagai sekolah islam. Yang dalam pengaplikasiannya mata pelajaran umum ditambah dengan mata pelajaran dan latihan keagamaan yang fundamental. Disisi lain, jika madrasah dikonsepsikan dalam batas maksimal sebagai upaya mempersiapkan ahli agama, sebagaimana yang berkembang pada awal zaman sejarah islam maka perubahan lembaga pendidikan madrasah cenderung terbatas kepada aspek instrumental. Dan yang menonjol dalam pendidikan madrasah di indonesia adalah mengembangkan metode, sarana, dan administrasi kurikulum modern yang memungkinkan berkembangnya proses pendidikan agama secara kritis, mendalam, dan aktual.
8. jelaskan model-model kepemimpinan pendidikan dan model kepemimpinan yang bagimana yang paling tepat untuk mengembangkan pendidikan islam yang pada umumnya berkembang dari kecil!
Jawab : Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan cara-cara pemimpin itu melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe :
a) Tipe Otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada tipe kepemimpinan otoriter, semua kebijaksanaan atau “policy” dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orange-orang yang dipimpinnya.
Dalam system pendidikan nasional Indonesia dewasa ini contoh-contoh sikap di atas jarang atau hamper tidak terdapat lagi. Bayangkan apabila situasi kepemimpinan pendidikan seperti ini pasti konflik-konflik antara pimpinan dan bawah-bawahan dan antara anggota staf-staf yang bekerja di lembaga itu.
Oleh karena tiu potensi-potensi yang sebenarnya ada dimiliki oleh masing-masing anggota staf kerja tidak terbangkit, tidak tergugah dan tidak tersalursecra bebas dan kreatif.
b) Tipe Laised Faire (laissez-faire style if leadership)
Sebaliknya dari ciri-ciri khas pemimpin yang otokratis maka dalam tipe kepemimpinan “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf kerja di dalam tat prosedur dan apa yang akan mereka kerjakan untuk pelaksanaan tugas jabatan-jabatan mereka. Mereka mengambil keputusan-keputusan, penetapan prosedur-prosedur kerja, menetapkan dengan siap saja yang ia hendak bekerja sama. Pendek kata garis kebijaksanaan dan keputusan-keputusan tentang metode, program kerja, dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya dari pada anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu.
c) Tipe Demokratis (democratic style of leadership)
Tipe ini mempertemukan prinsip dan prosedur yang sangat kontras dai dua tipe di atas. Kepemimpinan pendidikan yang demokratis mengambil manfaat dari peranan aktif dan menentukan dari pada si pemimpin yang sangat ditonjolkan di dalam tipe otoriter, dan menarik faedah sebesar-besarnya dari partisfasi aktif seta kebebasan anggota staf kerja yang sangat berlebihan pada tipe laissez faire.
Dalam suasana keraj kepemimpinan yang demokratis sebagian besar atau hamper seluruh “policy” dan keputusan-keputusan penting berasal dari dan disesuaikan dengan tuntutan-tuntutan situasi kelompok, di mana pemimpin bersama-sama dengan anggota kelompok ambil bagian secara aktif di dalam perumusan dan penetapan policy umum, keputusan-keputusan penting dan program lembaga kerja itu.
Model kepemimpinan yang baik diterapkan dalam mengembangkan pendidikan islam adalah model kepemimpinan yang demokratis karena model ini tidak memaksakan sesuatu dan semuanya keputusan diambil dari peran aktif dan keputusan bersama/ kelompok
9. jelaskan bagaimana budaya dan proses organisasi pendidikan yang efektif dan produktif!
Jawab: budya dan proses organisasi yang efektif harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut
a. relevance: yaitu keterkaitan antara tujuan dan mampu menghasilkan lulusan dan keluaran program pendidikan yang baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan penggunaan lulusan yang sesuai dengan visi dan misi islam
b.academic atmospher: yaitu iklim pembelajaran yang mudak melakukan interaksi
c. substamability: yaitu keberlanjutan penyelenggaraan pendidikan
d.eficiency: yaitu pemanfaatan sumber daya secara efectif untuk meningkatkan mutu
e. educational
10. kemukakan harapan dan cita-cita gagasan anda untuk kemajuan pendidikan islam!
Jawab: harapan dan cita-cita saya agar pendidikan islam maju yaitu :
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam di indonesia selaras dan sesuai dengan kegiatan dakwah islamiyah. Pendidikan islam di indonesia dapat berperan sebagai emdiator dimana ajaran islam dapat di sosialisasikan kepada berbagai kalangan masyarakat dan berbagai tingkatannya. Melalui pendidikan islam masyarakat dapat memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran islam sesuai sengan tuntunan al-qur’an dan as-sunnah.